RN - Pagar laut sepanjang 30,16 km di Kabupaten Tangerang, Banten dibongkar pada Sabtu (18/1). TNI AL bersama warga membongkar pagar-pagar bambu yang viral tersebut.
"Orang kaya gila, mau kaya laut dijual," teriak warga.
Diketahui, pagar tersebut dipagar untuk kepentingan perusahaan yang akan menggarap kawasan komersil bernama PIK 2. Pembongkaran dilakukan bertahap, dalam satu hari 2 Km.
BERITA TERKAIT :Pagar Laut PIK 2 Bikin Susah Nelayan Cari Duit
Warga dari berbagai usia dan jenis kelamin pun turut serta dalam momen ini. Mereka tampak bersemangat untuk membongkar pagar laut tak bertuan itu.
Pembongkaran pagar itu dilakukan dengan cara menggunakan tali tambang yang terikat di kapal. Kemudian, tali tambang itu diikat pada bambu yang tertanam di laut.
Setelahnya, kapal melaju untuk menarik bambu itu hingga jebol. Lalu, pagar bambu yang telah jebol itu dinaikkan ke atas kapal.
"Tarik, tarik, tarik," teriak warga saat kapal berusaha menarik pagar bambu itu.
Berbagai teriakan penyemangat juga terus diteriakkan warga selama proses pembongkaran pagar laut tersebut.
"Mau kaya jual laut," teriak warga.
Hingga saat ini, proses pembongkaran pagar laut itu masih terus dilakukan oleh anggota TNI AL bersama warga sekitar.
Sebelumnya, KKP sudah menyegel pagar laut itu pada Kamis (9/1). Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Pung Nugroho Saksono menyebut penyegelan ini atas perintah Presiden Prabowo Subianto, serta arahan langsung Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.
Penyegelan dilakukan karena pemagaran laut itu diduga tak berizin dasar Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (KKPRL). Keberadaannya juga mengganggu nelayan dalam mencari ikan.
Pagar laut misterius ini pertama kali diungkap pleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten Eli Susiyanti. Kata dia, pihaknya menerima laporan warga pada 14 Agustus 2024 lalu.
Pembangunan pagar laut misterius Tangerang itu mencaplok wilayah pesisir 16 desa di 6 kecamatan. Ada masyarakat pesisir yang beraktivitas sebagai nelayan sebanyak 3.888 orang dan 502 pembudidaya di lokasi tersebut.