RN - Bupati Brebes, Paramitha Widya Kusuma berani melawan Ketua Umum PDIP Megawati. Dia tetap mengikuti retret kepala daerah yang digelar di Akademi Militer (Akmil) Magelang.
Ibarat pepatah, habis manis sepah dibuang artinya setelah bermanfaat atau manis, maka yang tidak berguna lagi akan dibuang atau tidak digunakan lagi.
Pernyataan itu disampaikan usai tasyakuran di Pendopo Brebes, Jumat (21/2/2025) pukul 00.30 WIB. Dia mengatakan akan tetap mengikuti retret usai mengikuti pelantikan di Jakarta, Kamis (20/2).
BERITA TERKAIT :Pramono-Rano Karno Ukut Retret, Jakarta Kosong Tanpa Gubernur & Wagub?
Manuver Pecah Belah Megawati Dan Prabowo, Retret Jadi Bahan Peta Konflik
Dia mengaku sudah tahu soal instruksi Megawati agar semua kepala daerah dari PDIP menunda mengikuti retret di Akmil Magelang. Namun, dia mengaku tetap berangkat mengikuti retret di Magelang. "Berangkat, demi kepentingan masyarakat," paparnya.
Dia menyebut selama mengikuti retret di Magelang, jalannya pemerintahan dipegang oleh Wakil Bupati Wurja.
"Kemudian tetap di Brebes, akan dilaksanakan oleh Wakil Bupati Wurja untuk melaksanakan program yang direncanakan dalam 100 hari kerja," sambung Mitha.
Diketahui pada Jumat (21/2), hanya Wabup Wurja yang masuk kerja. Wurja mengatakan mendapat mandat menjalankan roda pemerintahan selama Bupati Mitha mengikuti retret di Magelang.
"Untuk Bupati, hari ini tidak bisa langsung kerja, karena mengikuti retreat sampai tanggal 28 Februari," tegas Wurja.
Seperti diketahui, Paramitha Widya Kusuma adalah Bupati Brebes yang diusung melalui PDIP. Sebelumnya, putri sulung Ketua DPC PDIP Brebes, Indra Kusuma, menjabat sebagai anggota F-PDIP DPR RI dari Dapil Jateng IX.
Dalam Pilkada 27 November kemarin, dia berpasangan dengan Wurja (Ketua DPC Gerindra Brebes). Pasangan ini merupakan calon tunggal yang didukung seluruh partai parlemen.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memerintahkan semua kepala daerah yang berasal dari PDI Perjuangan menunda kegiatan retret yang diadakan pemerintah di Akmil, Magelang, Jawa Tengah. Perintah ini dikeluarkan setelah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ditahan oleh KPK karena kasus buron Harun Masiku.
Instruksi ini tertuang dalam surat Nomor 7294/IN/DPP/II/2025 yang diterbitkan Kamis (20/2). Jubir PDIP Guntur Romli membagikan surat tersebut dalam bentuk dokumen elektronik via aplikasi WhatsApp (WA).
"Diinstruksikan kepada seluruh kepala daerah dan wakil kepala daerah PDI Perjuangan, sebagai berikut: 1. Kepala daerah dan wakil kepala daerah untuk menunda perjalanan yang akan mengikuti retret di Magelang pada tanggal 21-28 Februari 2025," tulis poin pertama instruksi tersebut.
Megawati meminta para kepala daerah dan wakil kepala daerah dari partainya menghentikan perjalanan ke Magelang, jika sudah telanjur menuju area retret.
"Sekiranya telah dalam perjalanan menuju Kota Magelang, untuk berhenti dan menunggu arahan lebih lanjut dari Ketua Umum," lanjutan isi poin pertama instruksi Megawati.
Poin kedua, Megawati meminta para kepala daerah dan wakil kepala daerah dari PDIP selalu mengaktifkan alat komunikasi. Megawati juga meminta mereka siaga terhadap panggilan pihak partai.
"2. Tetap berada dalam komunikasi aktif dan standby commander call," bunyi poin kedua. Surat tersebut ditandatangani oleh Megawati dan dicap stempel lambang PDIP.