RN - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengancam akan memecat seluruh kepsek yang masih bandel mengadan study tour. Saat ini ada ratusan kepsek yang masih membandel.
Usai Kepsek SMA di Depok, Dedi menonaktifkan Kepala SMAN 1 Cianjur berinisial AS karena memberangkatkan siswa study tour ke Bali.
Jika nantinya ditemukan pelanggaran berat, AS akan diberhentikan permanen dari jabatannya dan ditugaskan menjadi guru biasa di sekolah di Jabar.
BERITA TERKAIT :Bos BJB Mundur, Dedi Mulyadi Ngaku Urusan Personal Dan Tak Tau Urusan KPK
Sejarah, Kawasan Puncak Juga Terendam Banjir
Dedi Mulyadi sebelumnya mengatakan, ada 111 SMA dan 22 SMK yang melanggar Surat Edaran Gubernur tentang study tour. Dia memerintahkan UPTD dan Inspektorat menelaah sejauhmana pelanggaran yang dilakukan sekolah tersebut.
Ia menuturkan, pihaknya telah menurunkan tim inspektorat ke SMAN 1 Cianjur dan disimpulkan Kepala SMAN 1 Cianjur dinonaktifkan. Selanjutnya akan mendalami terhadap kegiatan dan pengelolaan uang di sekolah.
"Hasil pemeriksaan Kepala SMAN 1 Cianjur dinonaktifkan sementara karena kami harus melakukan pendalaman terhadap berbagai kegiatan dan pengelolaan keuangan di SMAN 1 Cianjur," kata dia seperti dikutip dari laman Instagram miliknya.
Dedi mengatakan pemeriksaan juga akan dilakukan di SMA dan SMK lainnya di seluruh Provinsi Jawa Barat. Pihaknya ingin mendapatkan rekomendasi yang objektif untuk kepentingan dunia pendidikan.
Dedi menegaskan Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersungguh-sungguh membenahi pendidikan di Jawa Barat, meringankan pembiayaan yang dikeluarkan oleh orang tua. Hal itu dilakukan karena Pemprov Jabar sudah mengeluarkan uang puluhan triliun.
"Tetapi kalau di sekolah masih ada pembebanan biaya yang tinggi itu artinya bahwa subsidi puluhan triliun yang diberikan tidak ada maknanya," kata Dedi.
Dedi pun mengimbau orang tua tegas kepada anak dan tidak memanjakannya. Selain itu, ke depan anak anak mulai belajar investasi dengan cara menabung sehingga ke depan dana tersebut dapat membantu orang tua.
"Hari ini banyak orang tua yang lemah dan kalah oleh anak anaknya," kata dia.
Ia menambahkan kegiatan sekolah seperti kenaikan kelas, kelulusan dan perpisahan foto tidak dilarang. Namun, Dedi mengharapkan kegiatan tersebut digelar di sekolah secara bergotong royong.