RN - Perang antara Israel dan Iran makin seru. Kedua negara terus melancarkan serangan.
Konflik makin rumit saat Presiden AS Donald Trump ikut campur dan mengancam Iran. Tapi, Presiden China Xi Jinping langsung menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin saat Donald Trump mengancam untuk membantu Israel dalam menyerang Iran.
Sementara Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) untuk pertama kalinya meluncurkan rudal Sejjil dalam serangannya ke Israel, Rabu (18/6) malam.
BERITA TERKAIT :Rusia Warning Donald Trump, AS Jangan Kompori Perang Iran Vs Israel
Kantor berita Tasnim melaporkan itu merupakan kali pertama Iran mengerahkan Sejjil dalam sebuah pertempuran. Ibu kota Israel, Tel Aviv dalam kondisi mencekam akibat serangan Iran.
"Gelombang ke-12 Operasi True Promise 3 dimulai dengan penembakan rudal Sejjil dua tahap yang sangat berat dan jarak jauh," demikian pernyataan IRGC.
Pada kesempatan itu, IRGC juga memperingatkan warga Israel di wilayah pendudukan untuk pergi lantaran Teheran akan menghujani area tersebut dengan rudal-rudal.
"Anda harus memilih antara kematian yang lambat dalam hidup bak neraka di shelter atau menyelamatkan diri dari rentetan rudal 24 jam dengan pergi dari tanah yang telah direbut oleh leluhurmu sesegera mungkin," demikian peringatan IRGC.
Sejjil merupakan rudal balistik Iran yang menggunakan bahan bakar padat, yang dikembangkan untuk menggantikan rudal berbahan bakar cair seperti Shahab.
Rudal Sejjil memiliki sejumlah keunggulan yakni waktu persiapan peluncuran yang lebih cepat dan mobilitasnya tinggi sehingga sulit dideteksi dan dihancurkan sebelum diluncurkan.
Sejjil dianggap sebagai salah satu rudal paling canggih dalam arsenal Iran. Sejjil mampu membawa hulu ledak konvensional atau nuklir, menjadikannya ancaman strategis di kawasan Timur Tengah dan Eropa Tenggara.
Sejumlah sumber mengatakan Sejjil memiliki daya jelajah sekitar 2.000-2.500 kilometer, angka yang cukup untuk menyerang Israel, Arab Saudi, dan pangkalan Amerika Serikat di Timur Tengah.
Kecepatan Sejjil mencapai Mach 12-14 saat memasuki atmosfer dan Mach 5 saat mengenai target. Rudal Sejjil-2 dilaporkan memiliki lapisan anti-radar untuk mengurangi deteksi oleh sistem pertahanan rudal dan memiliki akselerasi tinggi sehingga sulit dilacak pada tahap awal peluncuran.
Sejjil-1 pertama kali diuji coba pada November 2008, dan dilanjutkan dengan uji coba Sejjil-2 pada 2009 yang menunjukkan kemajuan signifikan.
Rudal Sejjil jarang diuji coba setelah 2012 hingga memunculkan spekulasi mengenai status produksinya. Sejumlah analis menilai Sejjil mahal diproduksi dan kemungkinan tidak lagi diproduksi secara massal.
Peluncuran Sejjil sendiri mampu menimbulkan risiko eskalasi signifikan karena selama ini disimpan untuk konflik tingkat tinggi. Beberapa pengamat menilai peluncuran Sejjil dapat memprovokasi balasan besar-besaran dari Israel maupun AS.
Pada Rabu, The Times of Israel sempat melaporkan mengenai peluncuran Sejjil ke Israel. Menurut media tersebut, sebuah rudal telah dicegat Israel, di mana pecahannya mengakibatkan kerusakan kecil pada kendaraan.
Sementara pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei menulis di X, Atas nama Haidar yang mulia, pertempuran dimulai. Ini merupakan pernyataan pertamanya sejak ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membunuhnya.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran baru saja mengeluarkan pernyataan bahwa serangan rudal dan pesawat nirawak terbarunya secara khusus menargetkan pangkalan udara Israel yang digunakan untuk melancarkan serangan di wilayah Iran.
“Serangan kami terhadap Israel akan terus berlanjut secara konstan, kompleks, berlapis-lapis, dan bertahan. Kami menargetkan pangkalan udara tempat entitas Zionis melancarkan serangan terhadap wilayah Iran,” ungkap pernyataan IRGC.
Media Israel melaporkan serangan rudal Iran terbaru telah memicu sirene di seluruh negeri, termasuk Tel Aviv. Militer Israel mengatakan telah mendeteksi rudal yang datang dari Iran, serangan terbaru dari beberapa serangan selama 24 jam terakhir.
Jurnalis Al Jazeera baru saja melihat rudal dalam perjalanan menuju Israel. Media Israel telah melaporkan puing-puing atau rudal jatuh di Israel bagian tengah, mungkin di wilayah Yerusalem, dan sebagian wilayah Tel Aviv yang lebih luas.