RADAR NONSTOP - Pemimpin yang memanipulasi data, sudah pasti dia tukang tipu. Oleh karena itu, pemimpin harus menyampaikan data akurat.
Begitu dikatakan politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Dedi Gumelar alias Miing menanggapi petahana yang kerap menyampaikan data yang tidak akurat tentang keberhasilan pemerintah dalam debat capres tahap kedua yang digelar pada, Minggu (17/2) lalu.
Miing menambahkan, sebagai seorang pemimpin Jokowi tidak pantas menyampaikan capaian-capaian yang tidak ia torehkan. Sebab, klaim keberhasilan yang tak pernah dicapai bisa dikategorikan sebagai kebohongan.
BERITA TERKAIT :Dapat Laba Rp1,1 Triliun, PAM Jaya Rekrut Calon Karyawan Amanah dan Berintegritas
Mahfudz Siddiq Siap Beri Bantuan Hukum Terhadap Elsa Melani Aidad
"Dalam Islam, kalau memilih pemimpin itu syarat yang pertama adalah Siddiq, dia harus jujur tidak boleh berbohong. Kemudian juga harus amanah dan terakhir baru yang cerdas. Ketika seseorang memanipulasi data, apalagi menyampaikan data yang tidak benar, sesungguhnya dia telah berbohong," kata Miing dalam diskusi 'Salah Data yang Bikin Sesat' di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (19/2/2019).
Adapun diantara klaim Jokowi menurutnya yaitu berhasil mencegah kebakaran hutan, klaim tak ada konflik agraria dalam pembangunan infrastruktur, hingga klaim impor komoditas pangan turun.
Menurut Dedi, di era revolusi digital saat ini, masyarakat sudah semakin cerdas. Klaim keberhasilan Jokowi yang telah menjadi jejak digital akan melekat secara permanen di ingatan publik.
"Menurut saya ketidaktahuan terhadap suatu hal yang menjadi senjata pihak 01 untuk memojokkan Pak Prabowo, itu bukan aib loh, apa lagi dosa. Tapi berbohong adalah dusta," tandas Dedi.