RADAR NONSTOP - Acara keluarga Jari 98 dengan tema pencerahan dan pembekalan membuat gerah para politisi busuk dan caleg pelit. Tapi dielu - elukan dan dipuja - puji warga Tandon.
Sebab, warga merasa mendapat pencerahan dan sangu (bekal) dengan adanya acara tersebut. Terlebih saat ini masyarakat sedang kesusahan.
“Tak perlu merasa malu lah, kok malu ada yang mau berbagi (kasih) dengan keluarganya sendiri. Ini malu kepada diri sendiri karena pelit atau karena pengen nebeng cari panggung,” kata Ketua Presidium Jari 98, Willy Prakarsa, kepada radarnonstop.co, Jumat (1/3/2019).
BERITA TERKAIT :DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
Modus Baru Hipnotis Di Serpong Tangsel, ATM Ditukar Lalu Dikuras, Duit Belanja Emak-Emak Ludes
Menurut Willy, apa yang dilakukan jaringan aktivis reformasi (Jari 98) merupakan edukasi politik buat semua. Berani dengan gentle dan terang - terangan sawer duit. “Kami ini kan bukan relawan apalagi timses, Jari 98 tidak terdaftar baik itu di TKN, KPU apalagi TKD Tangsel,” terang Willy.
Jari 98, imbuh Willy, memberikan dukungan penuh kepada pasangan Jokowi - Ma’ruf Amin hanya berdasarkan UUD 1945 pasal 28 dan UU HAM. “Jari 98 itu mendukung berdasarkan kebebasan berserikat dan menyatakan pendapat, itu saja. Bukan karena bagian dari timses,” tegasnya.
“Kita ini (Jari 98) kan berbagi dengan keluarga besarnya, bukan jualan surga untuk menarik dana dari masyarakat seperti yang dilakukan kubu sebelah, jadi kenapa lo harus malu,” tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Kota Tangsel, Iwan Rahayu mengaku pihaknya kaget setelah mendengar informasi ada sekelompok relawan bagi-bagi duit. Manuver politik itu dianggapnya justru malahan menodai kandidat petahana.
“Sangat disayangkan. Malu-maluin aja,” kata Iwan kepada wartawan di kantor Bawaslu Kota Tangsel, Jalan Alamanda K-1, Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, Kamis (28/2/2019).
Politikus asal PDI Perjuangan ini menerangkan, akibat munculnya kasus nyawer duit yang dilakukan relawan JARI’98 pihaknya membuat aturan ketat. Setiap surat diberikan catatan khusus atau note agar tidak melanggar peraturan kampanye.
Kebijakan itu, terang Iwan, sesuai dengan semangat yang sudah sering disampaikan Jokowi. Kampanye harus menonjolkan adu prestasi, bukannya adu bagi-bagi duit.
“Setiap surat ada note, bagi tim pemenangan dan relawan yang melanggar aturan tanggung sendiri resikonya,” terangnya didampingi Sekjen TKD Tangsel, Abdul Rosyid.