RADAR NONSTOP - Calon legislatif (Caleg) dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) lebih baik berpikir rasional. Lebih baik ‘tidur’ daripada terus koar - koar dan bermanuver. Agar nanti tidak stress karena tidak lolos ke Senayan.
Soalnya, elektablitas partai pimpinan Grace Natalie yang kerap buat ‘kejutan’ mulai dari penolakan perda syariah dan lain - lain ini, hanya. 0,5 persen saja. Sedikit di atas Partai Garuda yang menduduki peringkat paling buncit 0,3 persen.
Data ini berdasarkan hasil survei VOXPOL Center Research and Consulting menyelenggarakan Survei Nasional (Surnas) terkait tingkat elektabilitas partai. Dari 16 partai politik yang disurvei, hanya 9 (sembilan) partai politik yang berpotensi lolos dan sukses melampaui ambang batas perolehan suara.
BERITA TERKAIT :Tom Lembong Curhat, Jalankan Perintah Jokowi Soal Impor Gula Tapi Berakhir Bui
Tom Lembong Seret Mantan Mendag, Kejagung Sepertinya Masuk Angin?
Hal ini berdasarkan batas minimal partai politik memperolehan kursi di DPR RI (parliamentry threshold) 4%.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago.
"Partai yang lolos ambang PT 4% ialah, PDIP merupakan partai yang memperoleh elektabilitas tertinggi yakni 26,5%, selanjutnya Partai Gerindra dengan tingkat elektabilitas sebesar 14,2%, lalu ada Partai Golkar dengan perolehan elektabilitas sebesar 10,6%, disusul PKB sebesar 8,4%, kemudian Partai Demokrat dengan tingkat elektabilitas di angka 6,7%," ungkapnya dalam keterangan resminya, Jakarta, Senin (11/3/2019).
"Peringkat keenam ditempati Partai Nasdem dengan tingkat elektabilitas sebesar 5,5%, diposisi ketujuh ditempati PKS dengan elektabilitas sebesar 4,9%, selanjutnya PAN dengan elektabilitas sebesar 4,5%, kemudian disusul PPP partai yang terakhir kemungkinan lolos PT 4% dengan tingkat elektabilitas sebesar 4,1%," tambah Pangi.
Pada saat yang sama, hasil survei nasional Voxpol Center juga menunjukkan bahwa ada 7 partai politik, berkemungkinan 'gagal' melewati ambang batas 'parliamentry threshold'. Ia menyebut ada 3 partai lama dan 4 partai baru berkemungkinan 'tidak lolos' ambang batas parlemen.
Elektabilitas Perindo hanya memperoleh angka sebesar 3,5%, kemudian partai Hanura hanya memperoleh elektabilitas sebesar 1,1%, selanjutnya PBB sebesar 0,8%, disusul partai Berkarya sebesar 0,7%, kemudian perolehan tingkat elektabilitas PSI sebesar 0,5%, berada posisi dua terakhir yaitu PKPI sebesar 0,4%.
Posisi elektabilitas 'paling bawah' ditempati partai Garuda dengan perolehan tingkat elektabilitas partai sebesar 0,3%. Sementara dalam survei elektabilitas partai tersebut, yang belum 'memutuskan' pilihan partai (undecided voters) masih di angka 7,3%.
"Dari data di atas menunjukkan bahwa belum ada satu pun “partai baru” yang berhasil melampaui ambang batas parlemen (PT 4%) itu artinya parlemen masih ‘akan’ dikuasai partai wajah lama," ujar Pangi.
Namun demikian, dari beberapa partai baru yang ikut meramaikan kontestasi elektoral pilpres 2019, Perindo adalah salah satu partai baru yang paling potensial menembus ambang batas parliamentry threshold, dengan tingkat probabilitas masih cukup tinggi.
Namun efektifitas mesin partai Perindo harus terus tumbuh secara merata.
Dalam survei Voxpol Center juga menemukan ada 5 alasan yang paling dominan yang menjadi dasar pertimbangan pemilih memilih partai politik antar lain; Pertama, partai yang kebijakannya memihak pada rakyat kecil sebesar 20,5%; Kedua, memilih karena figur dan suka pada tokoh partai tersebut sebesar 15,8%.
Lalu hal ketiga, partai yang membela agama dan memihak pada kemajemukan sebesar 13,5%; Keempat, partai yang punya jalan keluar atas masalah warga sebesar 12,9%; Kelima, ikut pilihan orang lain sebesar 6,3%.
Adapun survei yang diadakan Voxpol Center pada tanggal 24 Februari - 6 Maret 2019. Survei dilakukan melalui pemilihan responden secara acak atau multistage random sampling. Tingkat kesalahan alias margin of error +-2,98% dengan melibatkan 1.220 responden di seluruh provinsi di Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas dengan selang kepercayaan survei ini adalah 95%.
Setiap responden terpilih diwawancarai dengan metode wawancara tatap muka (face to face) oleh pewawancara yang terlatih secara khusus.