RADAR NONSTOP - BPN (Badan Pemenangan Nasional) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengungkapkan kekecewaannya terhadap Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menilai tak mampu melaksanakan pemilu 2019 dengan maksimal.
Direktur Relawan BPN Prabowo-Sandi, Ferry Juliantono mengungkapkan kekecewaan pihaknya disebabkan KPU yang tak mendengarkan saran pihaknya soal perlunya dilakukan audit terhadap sistem IT KPU.
"Sejak jauh hari, kami sudah minta server IT KPU diaudit. Untuk apa? Bukan kepentingan 02 saja, tapi juga untuk 01 agar aman dari intervensi pihak luar," ujar Ferry kepada awak media di Jakarta, Kamis (18/4/2019).
BERITA TERKAIT :Mendekati Pencoblosan, DPRD Kota Bekasi Ingatkan KPU dan Bawaslu Bekerja Profesional
Kasak-Kusuk Mr A Dongkel Kursi Wali Kota Jakpus
Menurutnya, KPU memiliki anggaran yang sangat besar untuk membangun sistem yang integratif, sehingga tak diperlukan lagi penghitungan yang dilakukan secara manual.
"Akan tetapi, sampai dengan pencoblosan, saran kami tidak dilakukan. Seharusnya mereka bisa bikin sistem hitung real count berbasis IT yang hasilnya bisa keluar kemarin malam, tapi akhirnya kembali ke penghitungan manual. Masyarakat jadinya disajikan hasil hitung cepat lembaga survei yang jelas di dalamnya ada timses (paslon 01)," pungkasnya.