RADAR NONSTOP - Burhanuddin Muhtadi lapor ke Bareskrim Mabes Polri. Dia mempolisikan warganet atau netizen yang melontarkan tudingan dirinya sebagai dalang hasil hitung cepat atau quick count Pilpres 2019 palsu.
Bukan hanya dituding memalsukan hasil quick count, dia juga dituding menerima uang Rp 450 miliar.
Diketahui, Burhanuddin diserang ribuan akun yang menuduhnya sebagai dalang quick count.
BERITA TERKAIT :Kena Masalah, Akun Tiktok Herkos Voters Dilaporkan ke Polres Kota Bekasi
Akun Medsos Polda Banten Soal Posting Andra Soni–Dimyati, Bawaslu Kalau Cemen Mundur Aja?
"Sejak kemarin diserang ribuan akun yang menuduh saya menjadi dalang quick count palsu yang ada di TV dan menerima bayaran Rp 450 miliar dalam rangka menjalankan quick count palsu dengan menggunakan strategi post truth," kata Burhan di gedung Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (22/4/2019).
Dalam posting-an warganet yang menudingnya, terdapat video dirinya saat menjadi narasumber di sebuah acara. Dia mengaku saat itu memang tengah membahas strategi post truth, tetapi bukan dalam kapasitas untuk memenangkan salah satu paslon capres.
"Dalam posting-an viral itu disebutkan saya bicara di suatu forum, ada video sekitar empat menit, itu yang membuat saya dituduh melakukan strategi post truth dengan membombardir publik melalui quick count yang memenangkan paslon 01. Padahal bisa semua cek video tersebut, sama sekali tidak ada kaitannya dengan quick count," jelas Burhan.
"Pada tanggal 21 Maret, saya bersama Prof Rhenald Kasali diundang dalam diskusi untuk membicarakan tentang elektabilitas Pak Jokowi. Saat itu saya mengatakan Pak Jokowi paling banget dapat 55 persen karena sebelum pemilu perolehannya 54,9 persen. Muncul pertanyaan kenapa Jokowi tidak sampai 60 persen?" sambung dia.
Burhan mengaku dituding menerima Rp 450 miliar untuk melancarkan strategi post truth yang menguntungkan kubu 01. Mantan aktivis mahasiswa dari UIN Ciputat ini menyebut tudingan tersebut merugikan kredibiltasnya.
"Selain tudingan dalang quick count palsu, saya dituding terima Rp 450 miliar yang menurut penuding saya melancarkan post truth melalui quick count palsu. Karena tudingan ramai di media sosial, saya laporkan empat akun. Dua di FB, satu lagi akun Twitter dan satu lagi anonim yang menulis di sebuah laman Wordpress," ucap Burhan.
Burhan mengaku cukup bersabar menerima bully-an warganet. Tetapi kali ini dia merasa tudingan itu keterlaluan dan langsung menyerang kredibilitas serta martabatnya.