RADAR NONSTOP - Upaya penurunan baliho berukuran raksasa yang berisikan ucapan selamat kepada 02 di Jalan Raya Limusnunggal, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor gagal. Hingga saat ini baliho tersebut tetap berdiri kekar.
Sekjen Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) Ferry Supriyadi menyoroti upaya penurunan baliho berukuran besar bergambar Prabowo-Sandiaga Uno itu.
Ia menduga penolakan penurunan baliho besar paslon 02 itu sebagai upaya modus untuk memancing gesekan antar petugas dengan masyarakat setempat.
BERITA TERKAIT :JARI 98 Akan Gunakan Energi Pilkada Tangsel 2020 Menangkan Paslon Nomor Urut 2 Ruhamaben-Shinta
Ketua Presidium JARI’98 Usulkan dan Dukung Presiden Angkat H. Masjuno Jadi Dirjen Pass
“Lagi-lagi ini strategi iblis, cuma buat mancing suasana saja agar ada momen gesekan dan bisa diikuti daerah lainnya. Entry point nya bisa memunculkan gerakan people power. Ini perlu diwaspadai oleh aparat kita, hati-hati agar tidak terpancing oleh gerakan mereka,” ungkap Ferry, Selasa (30/4/2019).
Lebih lanjut, Ferry memuji upaya pihak Kepolisian yang hanya memback up Satpol PP untuk menertibkan baliho tersebut. Kata dia, penurunan itu bukan kewenangan Polri namun menjadi tugas pokok dan kewenangan Satpol PP.
“Baliho terpasang atas izin Pemkot setempat, ya sudah jadi tanggung jawabnya Satpol PP. Polri hanya membantu dibelakangnya agar tidak terjadi gesekan antara Satpol PP dengan masyarakat,” sebut dia lagi.
Dikatakan Ferry, tugas Polri tetap memberi pencerahan kepada publik, tugas Polri hanya sebatas menjalankan amanat UU Nomor 2 tahun 2002 dan meminimalisir potensi konflik.
“Publik pasti apresiasi ke Polri, terlebih Polri sudah bekerja keras mengamankan Pemilu 2019 dari pra hingga paska pencoblosan. Ada yang kelelahan dan gugur saat bertugas,” pungkasnya.