Jumat,  22 November 2024

Waspadalah, Arus Balik Jalur Trans Jawa dan Sumatera Diancam Hujan Deras Dan Angin Kencang

NS/RN/CR
Waspadalah, Arus Balik Jalur Trans Jawa dan Sumatera Diancam Hujan Deras Dan Angin Kencang

RADAR NONSTOP - Cuaca buruk menghantui arus balik. Angin kencang dan hujan deras akan terjadi. 

Bagi pemudik yang melintas di Trans Jawa dan Trans Sumatera sebaiknya hati-hati. Diketahui arus balik diprediksi akan terjadi pada tanggal 7, 8 dan 9 Juni 2019. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi ada potensi cuaca buruk di sejumlah wilayah di Indonesia saat arus balik berlangsung. Masyarakat diminta waspada.

BERITA TERKAIT :
Arus Balik, Pemudik: Saatnya Cari Duit Lagi Ke Jakarta 
Arus Balik, Satu Juta Kendaraan Masuk Jakarta Dari Tanggal 13 Sampai 16 April

Informasi ini disampaikan Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono R Prabowo dalam keterangan resminya, Kamis (6/6/2019). 

Berdasarkan pantauan BMKG kondisi atmosfer terkini, terdapat indikasi fase basah dari aktivitas gelombang atmosfer Madden Jullian Oscillation (MJO). 

Ini dapat disertai dengan perlambatan angin serta pembentukan pusaran dan belokan angin di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Kalteng, Kaltim, Kaltara, Sulteng, Sulbar, Malut, Maluku, Papua Barat, dan Papua, yang dapat berdampak pada peningkatan kondisi cuaca signifikan di beberapa wilayah di Indonesia.

Mulyono memperkirakan, pada periode 6-10 Juni 2019, potensi terjadi hujan lebat dapat terjadi beberapa wilayah seperi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Kep Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Selain potensi hujan lebat, BMKG memperkirakan ada potensi angin kencang di beberapa wilayah, yaitu:

Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Maluku, dan Papua.

Terkait juga dengan aktivitas kemaritiman, Mulyono memperkirakan ketinggian gelombang akan mengalami peningkatan hingga di atas 2,5 meter hingga 4 meter di beberapa wilayah Samudra Hindia Barat Aceh hingga Samudra Hindia Selatan NTT, perairan selatan Banten, perairan selatan Jawa Barat hingga Jawa Timur, Selat Sunda bagian selatan, perairan Bengkulu, perairan barat Lampung dan Selat Bali bagian selatan. 

Lalu, laut Timor Selatan NTT, Laut Arafuru barat hingga timur, perairan Kep Sermata - Kep Leti, perairan Kep Babar, perairan Kep Tanimbar, Laut Banda Timur Sulawesi Tenggara, perairan selatan Ambon, Laut Banda bagian utara, perairan Kep Kai, perairan Kep Aru, dan Laut Banda bagian selatan.