RADAR NONSTOP - Ketua MK Anwar Usman habis dibully. Fotonya yang salaman dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) viral.
Banyak warganet mempertanyakan Anwar. Apalagi, gestur Anwar yang sedikit menunduk di depan Jokowi dituding negatif.
Anwar punya alasan lain soal ini. Kata dia, saat itu disalami Jokowi setelah dirinya mengucap sumpah sebagai hakim konstitusi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis, 7 April 2016.
BERITA TERKAIT :Tol Cipali Rawan Begal, Viral Komplotan Maling Ban Serep Kejar-Kejaran Dengan Polisi
Live TikTok Jangan Asal Jeplak, Ratu Entok Masuk Bui Akibat Sebut Yesus Potong Rambut?
Foto lama itu kini kembali viral di medsos. Ada akun-akun yang menarasikan bahwa foto itu memperlihatkan bahwa Ketua MK tunduk kepada Jokowi. Anwar pun menyinggung soal ini dalam pidatonya saat halal bi halal di gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (10/6/2019).
Anwar bicara soal bulan Ramadan yang baru saja usai. Di situ dia menyinggung soal adanya serangan-serangan ke MK lewat media sosial menjelang sidang gugatan hasil Pilpres 2019 oleh pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang digelar perdana pada Jumat 14 Juni.
"Selama sebulan itulah kita berusaha sekuat tenaga, sesuai derajat keimanan kita, mampu melewati segala konflik dengan mengalahkan semua hawa nafsu, termasuk yang kita tahu akhir-akhir ini media sosial luar biasa menghantam MK secara keseluruhan, termasuk saya terutama. Cara bersalaman pun dihantam, dikritisi secara luar biasa," ujarnya.
"Justru itu menambah pahala kita bersama. Tetapi yang namanya manusia, pasti perasaan perasaan subjektif itu akan lahir. Oleh karena itu, mengapa imam besar Abu Khalifah yang dulu disuruh menjadi hakim, dibujuk, dirayu, tidak mau, sampai dipenjara. Setelah keluar, dibujuk lagi supaya mau menjadi hakim, tetap tidak mau, dihukum penjara lagi, sampai beliau meninggal dalam penjara. Luar biasa. Itulah beratnya beban seorang hakim," sambungnya.
Kepada wartawan, Anwar menegaskan caranya bersalaman itu adalah bentuk penghormatan.
"Ya artinya begini. Apa pun yang ditujukan ke MK, baik itu yang bersifat mengkritisi atau mendukung, bagi kami semuanya adalah sama. Yang mengkritisi, kesannya cara saya berjabat tangan saja dikritisi, itu masukan untuk saya. Tapi yang pasti, bahwa hal seperti itu, saya kebetulan latar belakang pendidikannya pesantren. Jadi saya hal-hal semacam itu, tanpa melihat tingkat kedudukan seseorang, lebih lebih lagi orang yang usianya berada di atas saya atau sejajar ya, saya tetap menghormati," ujar Anwar.