RADAR NONSTOP - Para aktivis lintas generasi kumpul di Rumah Rode, Yogyakarta, Minggu (30/6). Di Jalan Sultan Agung, Gang Rode No 610, Kota Yogyakarta, para aktivis beken ini ibarat balik kandang.
Mereka berdiskusi dan berdialog tentang sejarah bangsa. Acara launching buku berjudul Bergerak Sampai Akhir ini juga untuk mengenang 100 hari wafatnya M Yamin.
M Yamin adalah tokoh aktivis gerakan pro demokasi dan politisi yang juga Ketua Umum Sekretariat Nasional atau Seknas Jokowi.
BERITA TERKAIT :Pilkada Banten Dirusak Dengan Politisasi Hukum, Aktivis 98: Kita Tau Siapa Pemainnya
Visi Misi Airin Lebih Klop Ke Prabowo, Sony Asal Jeplak Dan Gak Paham Banten?
Priyambudi Sulistyo, aktivis Rode yang kini jadi guru besar ilmu hukum di Flinders University Australia mengatakan, gerakan demokratisasi di Asia Tenggara termasuk Indonesia pada tahun 1970, 1980, 1990 adalah puncak dari reformasi 1998 yang menumbangkan rezim orde baru.
Orde baru telah menciptakan pemerintahan yang korup, represif dan pembangunan kapitalistik hingga melahirkan gerakan mahasiswa.
Setelah reformasi ternyata kata Priyambudi tak ada tanda ke arah perjalanan bangsa yang maju karena demokrasi politik dihegemoni oleh oligarkhi politik.
"2014 ketika aktivis turun kembali, saya ingat Yamin sangat antusias mengorganis kembali kawan-kawannya membentuk relawan Seknas Jokowi. Dia mendorong Jokowi maju pilpres. Harapan mereka mewakili harapan rakyat agar Jokowi menjadi pemimpin negara Indonesia yang membawa kemajuan bangsa dan kemakmuran rakyat," tegasnya.
Hadir dalam acara itu Hasto Atmojo (Ketua LPSK), Abidin Fikri (DPR RI), Fadjorel Rahman, Dedy Mawardi, Amarsyah, Ifdhal Kasim dan Eko Sulistyo (Deputi Kantor Staf Kepresidenan), advokat senior Kemal Firdaus dan Rambun Tjahjo, istri almarhum yang juga politisi PDIP Yuni Satia Rahayu
Ketua Panitia dari Keluarga Besar RODE, Suprianto mengatakan buku ini untuk mengenang M Yamin. "Dia sebagai sosok aktivis gerakan sejak dari mahasiswa UII menjadi politikus, anggota parlemen yang sampai akhir hidupnya sebagai Ketua umum Seknas Jokowi dan Koordinator Relawan di TKN Jokowi Amin," terang aktivis yang ngetop disapa Antok Gajah ini.
Aktivis dari ITB, Fadjroel Rahman menyatakan, dirinya saat mahasiswa sering berdiskusi dengan Yamin di Rumah Rode.
"Saya bersama Yamin melakukan advokasi membela rakyat yang ditindas oleh penguasa orde baru," kenang salah satu komisaris di perusahaan BUMN ini.
Mantan Ketua Komnas HAM, Ifdhal Kasim mengatakan, jika banyak aktivis mendukung Jokowi dalam pilpres karena mempercayai Jokowi dapat mewujudkan keadilan dan kesejahteraan pada semua rakyat tanpa diskriminasi suku, agama dan golongan.
Sementara Deputi Kantor Staff Kepresidenan, Eko Sulistyo mengaku, pada Pilkada DKI ketika Jokowi maju almarhum Taufiq Kiemas (TK) belum yakin mendukung. Tetapi Yamin, sebagai orang dekat TK berhasil mendekatkan hubungan Jokowi.
M Yamin wafat pada Jumat (22/3/2019). Saat itu, Jokowi mengunjungi kediaman Yamin di Maguwoharjo, Sleman.
Jokowi tidak menyangka Yamin akan meninggal dunia. Ia bilang, sebelumnya sempat bertemu saat rapat dengan relawan dan terlihat dalam kondisi sehat.
"Sosok Yamin cukup berpengaruh. Sosok almarhum rajin, pekerja keras, acara apapun beliau selalu hadir," terang Jokowi usai melayat, beberapa waktu lalu.