RADAR NONSTOP - Aksi demonstrasi mahasiswa Universitas Indonesia (UI) soal tarif parkir mendapat beragam respon dari masyarakat. Sebagian menilai aksi tersebut sebagai sinyal bahwa mahasiswa sudah mulai kembali kritis.
Namun, tidak sedikit juga yang mencibir aksi tersebut. “Kritis apaan tuh, giliran tarif parkir aja demo. Soal bangsa dan negara ini diam saja,” ujar Rico (52) warga Bekasi, Jawa Barat.
Hal senada juga dikatakan Syaiful (49) warga Cililitan, Jakarta Timur. “Mungkin besok demo besar - besaran soal harga gorengan di Kantin,” ujarnya sambil tertawa terbahak - bahak.
BERITA TERKAIT :Gelar Doktor Bahlil Ditangguhkan, Usai UI Rapat Koordinasi
Disertasi Doktoral UI Milik Menteri ESDM Diprotes, Heboh Bahlil Gak Ada Kelarnya?
Akan tetapi ada juga yang membela para mahasiswa yang mendadak mulai kritis dan berani menggelar aksi demonstrasi itu. “Mahasiswa itu kelas menengah, kelas menengah itu akan bergerak kalau kebutuhan langsungnya terganggu,” ujar Nugraha menimpali.
Diketahui, ratusan mahasiswa BEM Universitas Indonesia melakukan demonstrasi di depan rektorat. Mereka menuntut agar kebijakan bayar parkir di kompleks UI dibatalkan.
Mereka menggelar aksi demonstrasi di depan rektorat UI, Beji, Depok, Senin (8/7/2019). Mereka berkumpul untuk menentang kebijakan parkir UI.
Para mahasiswa ini membawa berbagai macam atribut unjuk rasa bertuliskan "Secure Parking Insecure Money". Selain itu terlihat juga spanduk bertuliskan "Ngebut Bro Lewat 15 Menit Bayar".
Sementara itu, salah satu orator, Manik Magana mengajak menolak kebijakan UI soal bayar parkir. Ia menyebut rektor UI tidak bisa membedakan jalan umum dan parkiran.
"Kami menolak kebijakan bapak tentang secure parking, salah satu logika berpikir bapak adalah tidak bisa membedakan jalan dan parkiran," kata Manik.
Dia mengajak agar mahasiswa tidak takut dan menolak dibungkam. "Hey pak Rektor, bapak membungkam kami ketika kita dibungkam apa yang kita lakukan?," kata Manik.
"Lawan lawan lawan, hidup mahasiswa, hidup rakyat Indonesia," jawab para peserta demo.