MUARAGEMBONG - Camat Muaragembong Junaefi Gibert membeberkan untuk membersihkan tumpahan minyak yang mencemari pantai di Muaragembong sudah menghabiskan 7000 karung.
"Iya sudah lebih dari 7000 karung. itukan pembersihan dari awal terjadinya tumpahan minyak sampai sekarang. Karung-karung kosong jumlahnya banyak juga masih ada tersimpan digudang BPBD Muaragembong," katanya.
Junaefi juga membeberkan, Pertamina belum memberikan kompensasi materi terhadap warga yang menjadi korban terdampak tumpahan minyak.
BERITA TERKAIT :Nicke Widyawati Didepak Dari Pertamina, Saatnya Cuci Gudang BUMN?
Dirujak Netizen Akibat Meludah, Karyawan Pertamina Belum Dipecat
"Kalau untuk pengantian atau kompensasi secara materi belum diberikan sama Pertamina," katanya.
Sementara itu advokasi masyarakat Rudi Pernong pun juga membenarkan adanya 7000 karung hasil pegerukan tupahan minyak Petamina.
"7000 karung itu hanya di Pantai Beuting saja. Kondisi tumpahan minyak itu kalau malam menggumpal dipinggiran pantai, paginya dikumpulin pakai karung. Informasinya dari warga setempat, biaya perhari Rp 150 peribu perorang, semuanya ada 25 orang masyarakat," ungkapnya.
Rudi menyesalkan pembersihan tumpahan minyak di perairan Muaragembong sangat lambat dilakukan Pertamina. Karena tidak segera dilakukan dengan peralatan modern.
"Pembersihannya ini menunggu tumpahan minyak yang terbawa ombak ke bibir pantai. Bukan menggunakan pompa sedot atau alat canggih punya Pertamina," ujarnya.