RADAR NONSTOP - Nasib para peneliti dan penemu di Indonesia sungguh memprihatinkan. Usai menjadi juara Internasional dibidang masing - masing, aset bangsa itu terlantar begitu saja.
“Mereka itu aset bangsa Indonesia yang sangat berharga. Mestinya mendapat bantuan dan suntikan dana dari pemerintah,” ujar Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari) 98, Willy Prakarsa kepada radarnonstop.co mengungkapkan keprihatinannya.
Willy melanjutkan, daripada pemerintah terus direpotkan oleh urusan politik yang bikin rakyat semakin muak dengan prilaku 4 L alias Lo Lagi Lo Lagi demi mendapat kursi menteri, lebih baik memperhatikan para peneliti dan penemu itu.
BERITA TERKAIT :Seminar Dan FGD Bakal Dipangkas, Prabowo Minta Menteri Kurangi Omon-Omon
Kali Cipinang Tempat Pembuangan Tinja Ilegal, Perumda Paljaya Gimana Nih?
“Peneliti dan penemu itu sudah jelas akan memberi manfaat, baik untuk kemanusian maupun kemajuan bangsa ini. Tapi kalau orang politik, mereka hanya terlihat sok Intelektual, ujung - ujungnya cuma ngemis jabatan,” papar Willy.
Padahal, kata Willy, para elite dan tokoh partai politik yang saat ini getol memburu jatah menteri, mereka sebenarnya tidak sadar sedang mempertontonkan kebodohannya.
“Sebenarnya kasihan ya, mereka (yang memburu jabatan menteri) sedang jadi bahan tertawaan rakyat. Nama lain dari menteri itu adalah ‘Pembantu’ alias babu. Coba bayangkan, masa manusia cita - citanya jadi babu di negeri sendiri,” kata Willy.
“Akan lebih mulia bagi para pemburu jabatan menteri (pembantu) masuk TKI, jadi ‘babu’ di negeri orang lain dan menghasilkan devisa untuk negeri sendiri. Jadi pahlawan devisa buat bangsa Indonesia. Saya acungkan jempol buat para TKW dan TKI yang berjuang di luar negeri,” tandas Willy.