Rabu,  27 November 2024

Siapa Bilang Ibukota Baru Bikin Jakarta Anjlok, Nih Buktinya...

NS/RN
Siapa Bilang Ibukota Baru Bikin Jakarta Anjlok, Nih Buktinya...

RADAR NONSTOP - Banyak orang menilai jika ibukota pindah ke Kaltim maka Jakarta akan terseok-seok. Nah, asumsi ini tentu saja salah. 

Sebab jika ibukota baru di Kaltim berdiri maka Jakarta akan makin maju. Buktinya Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mempercepat rencana pembangunan sembilan proyek senilai Rp571 triliun. 

Anies membagi rencana menjadi tiga fase yakni jangka pendek, menengah dan jangka panjang dengan puncaknya tahun 2030.

BERITA TERKAIT :
Eks Watimpres Sidarto, Dekat Dengan Jokowi Tapi Kecewa Ke Mulyono 
Jokowi Dan SBY Gak Hadir Ke Lapangan Banteng, Tanda Apakah Buat RIDO?

“Ibu kota negara, pusat pemerintahan, memang direncanakan berada di Kalimantan Timur, tetapi kegiatan pembangunan di Jakarta tidak otomatis berhenti. Justru itu akan dipercepat,” ujar Anies, Selasa (27/8/2019).

Anies menyebutkan, untuk skema pendanaan 9 proyek senilai Rp571 triliun itu, saat ini sudah masuk ke Kementerian Keuangan. Pendanaan akan dibagi dalam tiga fase, yakni jangka pendek 2019-2020, fase menengah 2022-2025, dan fase panjang 2025-2030.

Pada bagian lain Anies menyebutkan, kepindahan ibukota ke Kaltim tidak akan menurunkan kemacetan. Sebab itu, pihaknya akan terus menuntaskan masalaah itu.

Anies menuturkan jika Jakarta tetap menjadi pusat bisnis maka tingkat polusi dan kemacetan menurutnya tidak terpengaruh besar. “Saya tidak yakin kalau dari sisi jumlah karena kontribusi kemacetan terbesar itu kegiatan transportasi rumah tangga yang kedua adalah kegiatan transportasi keluarga,” ujarnya.

Seperti diketahui, pemerintah membutuhkan dana yang sangat besar untuk menyelesaikan pembangunan di bidang transportasi seperti jaringan moda raya terpadu (MRT) sepanjang 223 kilometer dengan investasi Rp214 triliun.

Tak hanya itu, lintas rel terpadu (LRT) sepanjang 116 kilometer dengan nilai investasi sebanyak Rp60 triliun, bus Transjakarta dan daerah sekitarnya juga membutuhkan penambahan armada untuk perluasan jangkauan seluas 2.149 kilometer dengan nilai investasi Rp10 triliun.

Pemerintah juga perlu menyelesaikan pembangunan jalur kereta dalam kota sebidang yang akan dinaikkan sepanjang 27 kilometer dengan nilai investasi Rp27 triliun serta revitalisasi angkutan kota hingga 20.000 unit senilai Rp4 triliun.