Sabtu,  23 November 2024

Siswa SMA 12 Tangsel Akui Beli Buku Paket, Kepsek Masih Ngeles?

Kibo
Siswa SMA 12 Tangsel Akui Beli Buku Paket, Kepsek Masih Ngeles?
Kepala Sekolah SMA 12 Kota Tangerang Selatan Syamsudin

RADAR NONSTOP - Kepala SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Syamsudin masih saja ngeyel soal praktek jual beli buku paket yang terjadi di sekolahnya.

Syamsudin bahkan menampik adanya praktek jual beli buku di sekolahnya dan mengaku baru mengetahui ada persoalan tersebut, setelah ramai disorot media.

“Iya, saya atas nama pimpinan menyatakan yang sesungguhnya, kami tidak memperjual belikan buku, ketika beredar di SMA 12 sesungguhnya kami tidak tahu, ketika taupun ketika rame pada saat SMA 12 Kepalanya dianggap perjual belikan buku, seperti itu pak,” katanya.

BERITA TERKAIT :
DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
Hadirkan Produk Earphone Berkualitas, Brandsma Indonesia Dongkrak Pasar Low And Up

“Jadi saya sendiri bingung harus jawab apa ketika saya tidak mengintruksikan, menyuruh dan ketika ada siswa yang membeli buku dimanapun pada prinsipnya saya tidak melarang, karena itu hak mereka, tapi saya tidak mengintruksikan ke salah satu penerbit ataupun distributor untuk membeli buku tersebut,” tambah Syamsudin, saat ditemui di ruangannya, di SMA 12 Kota Tangsel, Jalan Cilenggang I, Kecamatan Serpong, Kamis (30/8/2019).

Symsudin melanjutkan, untuk kebutuhan buku para siswa baik itu buku teks (wajib) maupun buku non teks (tidak wajib) sudah tersedia diperpustakaan, meski penggunannya oleh dirinya dilakukan dengan sistim bergilir atau bergantian setiap kelas.

Untuk memastikan keterangan dari Syamsudin, awak media meminta padanya untuk menuemui dan menannyakan pada siswanya sendiri. Namun dirinya keberatan, dan kemudian memilih untuk memanggil dua orang siswa ke ruangannya, lalu Syamsudin meberikan kesempatan pada awak media untuk menanyakan pada siswa tersebut.

Ditempat yang sama, di depan Syamsudin, dua orang siwa Marisa dan Nandi yang panggil ker ruang kepala sekolah mengakui disarankan untuk membeli sejumlah buku disalah satu toko buku didekat kawasan SMA 12 Tangsel, dan siswa itu juga mengakui buku yang dipergubakan pada saat kegiatan belajar adalah buku yang dibeli di toko buku tersebut.

“Buku ada yang bisa dibeli, ada yang dipinjamin, buku yang bisa dibeli itu ada 16 pelajaran, yang dipinjamin ada 9 dapatnya, nanti dapat lagi, belajar sehari-hari pake buku dua-duanya. Buku yang beli ada yang bisa beli paket doang, LKS (Lembar Kerja Siswa) doang atau dua-duanya, kalau full semuanya kurang lebih harganya 1,8 juta, kalau LKS doang kurang tau dah,” tutur Marisa kelas X jurusan IPA, diruang kepala sekolah.

“Kalau buku yang beli ada di toko Kuadrad kalau buku yang dipinjamkan ada diperpus, nama tokonya kuadra. Kenapa beli disitu, karena ditempat lain lebih mahal, kalau disitu satu buku 1,8 juta itu ada 32 buku, ada LKS dan buku paket. Kita tidak diarahin tapi sarankan beli ke situ, lebih dekat. Buku yang diutamain dipelajari buku yang dibeli, yang dipake guru buat belajar buku yang beli,” sambung Marisa, yang turut dibenarkan oleh Nandi.

Lebih lanjut, awak media pun menyempatkan diri ke Perpustakaan sekolah, disana sejumlah siswa dan siswi pun menyampaikan hal seripa perihal pembelian buku non teks, dengan kisaran harga tak jauh berbeda, disesuaikan dengan tingkatan kelasnya.

#SMA   #Tangsel   #Kepsek