RADAR NONSTOP - Masyarakat Maluku mengecam pernyataan Menko Polhukam Wiranto terkait korban bencana gempa bumi beban pemerintah.
Tokoh Masyarakat Maluku di Jakarta, Mohamad Ongen Sangaji menilai, sebagai pejabat publik sangat tidak etis mengeluarkan steatement seperti itu.
Ongen yang juga ‘Bos’ Hanura DKI ini mengaku, masyarakat Maluku sangat tersinggung, marah. Sebab, ini telah melukai hati atas pernyataan seorang Menteri. “Pak wiranto pengungsi korban gempa di Maluku hanya menjadi beban pemerintah. Itu sangat ngawur” kata Ongen di Jakarta, Rabu (3/10).
BERITA TERKAIT :Ongen Sangaji: Warga DKI Kecewa Pj Heru Asik Tidur Saat Ada Paslon di CFD
Apel Siaga Perubahan di GBK Sukses Besar, Ongen Sangaji: Tangan Dingin Ahmad Ali
Dia menegaskan, bencana gempa bumi yang terjadi di Maluku beberapa hari yang lalu bukanlah sesuatu yang juga diinginkan oleh masyarakat Maluku. Karena itu, Ongen meminta, Wiranto jangan pernah mengecilkan orang Maluku. “Orang Maluku tak pernah jadi pengemis. Sejak merdeka sampai sekarang tak pernah minta jabatan,” tegas dia.
Tidak ada orang yang ingin mengungsi, menurut Ongen Wiranto harus meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat Maluku. “Tidak ada orang yang ingin tinggal di tenda. Wiranto jangan aneh-aneh lah,” ucapnya.
Bahkan, dia menegaskan, jika pemerintah tak ingin bantu warga Maluku korban gempa tidak ada masalah. Orang Maluku, bisa berikan makan orang Maluku. “Jangan pernah anggap remeh orang Maluku,” kecam dia. “Maluku bukan warga kelas dua di negara ini, Maluku ikut memproklamirkan NKRI,” tambahnya.
Sebagai perwakilan masyarakat Maluku di Jakarta, Ongen menegaskan, akan terus mendesak Wiranto minta maaf secara terbuka. “Orang Maluku, tidak pernah minta-minta jabatan menteri. Sampai sekarang, orang Maluku tak pernah minta-minta jabatan,” tegasnya.
Sebagai informasi, pascaperistiwa gempa bumi dengan magnitudo 6,3 yang mengguncang Kota Ambon, Maluku, Kamis (26/9/2019) lalu, sejumlah masyarakat setempat masih khawatir untuk kembali ke rumah. Itu lantaran mereka mendapat informasi tentang adanya gempa susulan yang berpotensi tsunami.