RADAR NONSTOP - Tak bisa bubuhkan tanda tangan di plakat kampanye damai. Partai Demokrat layangkan protes ke KPU dan Bawaslu.
“Saat deklarasi pun kami tak bisa naik. Kami tak bisa tandatangan. Nah sehingga apa yang terjadi saya telah menulis protes keras kepada ketua KPU saudara Arief Budiman. Dan CC nya Ketua Bawaslu,” ungkap Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat, Hinca Panjaitan, di Monas, Minggu (23/9).
Hinca menjelaskan, saat semua pimpinan partai politik (parpol) ikut menandatangani deklarasi damai, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) justru malah memilih untuk pulang tak mengikuti acara deklarasi sampai selesai.
BERITA TERKAIT :Jokowi Dan SBY Gak Hadir Ke Lapangan Banteng, Tanda Apakah Buat RIDO?
RK Sesumbar Menang 1 Putaran, Jangan Sombong Nanti Kalau Kalah Sakit Lho
SBY lebih memilih balik kanan ketimbang mengikuti acara deklarasi lantaran dirinya kecewa dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang tak komitmen dengan acara yang digelarnya.
Hal tersebut dilakukan SBY sebagai bentuk protesnya kepada KPU sebagai penyelenggara acara. Mantan presiden dua periode itu, sempat beberapa menit mengikuti acara depile. Namun ketika di melihat langsung banyak aturan yang tak ditaati peserta dan pihak KPU pun terkesan diam saja maka SBY tiba-tiba meninggalkan tempat acara begitu saja.
“Pak SBY, kecewa karena banyak peserta karnaval yang membawa atribut partai. Padahal kan aturannya dilarang. Jadi dengan banyaknya peserta memakai dan membawa atribut partai acara karnaval ini seperti acara kampanye saja,” tuturnya.
Sebelum meninggalkan acara, imbuh Hinca, SBY meminta dirinya untuk memimpin depile sampai selesai. Namun, mereka pun tidak bisa mengikuti deklarasi karena sebelum sampai panggung utama acara sudah dimulai.
Atas kejadian ini, sambung Hinca, Partai Demokrat tidak bisa mengikuti deklarasi damai dan tandatangani plakat deklarasi damai bersama partai lainnya.