RADAR NONSTOP- Kisruh unggahan dokumen rencana KUA-PPAS 2020 di media sosial oleh William Aditya Sarana ditanggapi DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Juru Bicara DPP PSI, Dede Prayudi menilai wajar jika politisi muda di DPRD DKI Jakarta Itu digoyang banyak pihak. Menurut Dede, langkah William itu ibarat membuka tabir tradisi lama antara eksekutif dan legislatif DKI yang sering pada main gelap-gelapan soal anggaran.
Lebih jauh, Dede menjelaskan, sebetulnya goyangan yang diarahkan kepada William tidak lebih dari sekedar mereka (eksekutif/legislatif) yang sudah kadung nyaman dengan tradisi lama merasa terganggu siklusnya oleh fraksi PSI.
BERITA TERKAIT :Tom Lembong Curhat, Jalankan Perintah Jokowi Soal Impor Gula Tapi Berakhir Bui
DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
"Jadi begini, PSI itu ingin membangun sebuah tradisi politik baru. Itu biasa jika William banyak digoyang banyak pihak, ada tradisi lama antara eksekutif dan legislatif main gelap-gelapan,"terang Dede Prayudi saat dijumpai Radarnonstop.co (Rakyat Merdeka Group) di fraksi PSI DPRD Tangsel, Rabu (20/11/2019).
Dengan begitu, Dede memaparkan dengan adanya PSI membangun sebuah tradisi diharapkan agar publik dapat terlibat dalam proses politik soal transparansi.