Rabu,  08 May 2024

Miris, Marbot Di Pandeglang 14 Tahun Tinggal Disamping Kamar Mandi, Sering Cuma Minum Air Putih Seharian

Syam
Miris, Marbot Di Pandeglang 14 Tahun Tinggal Disamping Kamar Mandi, Sering Cuma Minum Air Putih Seharian

RADAR NONSTOP- Kehidupan Sanaan Barnaba (63) terlihat begitu miris, hidup di samping Kamar Mandi Musholah Rodotuljanah di Kampung Leuwipapan, Desa Kadubungbang, Kecamatan Cimanuk, Pandeglang.

Hal tersebut dilakukan sudah 14 tahun lamanya lantaran tidak punya tempat tinggal. Tinggal dikamar yang berukuran yang berukuran tiga kali tiga tersebut merupakan tempat baginya untuk tidur dan makan.

"Sudah empat 14 tahun tinggal di musolah sejak tahun 2005," kata Samaan saat ditemui di Musolah, Senin (25/11).

BERITA TERKAIT :
Terbongkar Mafia Tanah di Pandeglang, Modus AJB Palsu Bisa Raup 1,1 Miliar Hingga Modal Pilkades
Ya Allah, 1 Orang Tewas Akibat Ledakan di Pandeglang

Ia mengaku jika dirinya memiliki dua anak, namun keduanya tinggal di daerah Tanggerang. Namun, kedua anaknya tersebut sudah enam tahun tidak pernah memberikan kabar kepadanya.

"Pertama anak saya perempuan kedua laki-laki, dua-duanya tinggal di Tanggerang. Dulu sering nengok, tapi ini sudah enam tahun lebih tidak pernah nengok," ucapnya.

Sebelum dirinya tinggal di Musolah, ia mengaku pernah tinggal di Puncak Gunung Karang. Lantaran sulitnya mencari makan dan minum ia akhirnya mencoba mencari musolah untuk tempat tinggal.

"Awalnya tinggal gunung karang, ada gubug disana, tinggal karena engga ada air tinggal disini. Tinggal di musolah biar engga ketinggalan shalat," ujar Sanaan sambil meneteskan air mata.

Ia mengaku, untuk makan sehari-hari hanya mengandalkan belas kasihan warga sekitar. Bahkan tak jarang dia sering berpuasa lantaran tidak menemukan makan.

"Kalau makan dari masyarakat sekitar aja. Sering puasa Sunnah hari Senin dan Kamis, bahkan pernah juga hanya minum air dalam satu bulan," bebernya.

Namun, ia mengaku jika selama tinggal di musolah pihak pemerintah setempat tidak pernah memberikan bantuan apapun. 

"Belum pernah ada bantuan apapun dari pemerintah," bebernya.

Sementara itu salah satu warga, Eti Kartini mengatakan jika Sarnaan hanya tinggal sebatang kara. Ia mengaku jika Sarnaan memiliki anak, namun anaknya tidak pernah ada menengok.

"Dia hidup sebatang kara, anaknya engga ada kabar beritanya," singkatnya