Jumat,  22 November 2024

Bobby Dan Gibran

Budiman Sudjatmiko: Menang Nggak Dianggap Hebat, Kalah Memalukan

RN/CR
Budiman Sudjatmiko: Menang Nggak Dianggap Hebat, Kalah Memalukan
Gibran dan Bobbya, anak dan menantu Presiden Jokowi -Net

RADAR NONSTOP - Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution dinilai menanggung beban moral saat mengikuti Pilkada 2020. Menang nggak dianggap hebat, kalah sangat memalukan.

Hal ini berkaitan dengan status mereka sabagai anak dan menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Beban berat dia, menang enggak dianggap hebat, kalau kalah memalukan," ujar Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko saat ditemui wartawan di Jakarta, Sabtu (21/12/2019) malam.

Gibran akan maju pada Pilkada Solo, sedangkan Bobby bakal bertarung di Pilkada Medan.

BERITA TERKAIT :
Pramono Jangan Mau Dikibuli, Para Pemburu Jabatan Jago Klaim Dan Pasang Boneka
Fauzi Bowo Beserta Masyarakat Yakin Pramdoel Akan Jadi Pemimpin Jakarta

Menurut Budiman, beban itu seharusnya dijawab oleh Gibran, karena dia yang memutuskan untuk maju menjadi Kepala Daerah. Menurut Budiman, Gibran harus keluar dari bayang-bayang bapaknya dan kalau menang jangan sampai dianggap karena dikatrol oleh Presiden.

Gibran harus mematahkan tantangan itu. Karena pekerjaan terbesar dia bukan memenangkan pertarungan kepala daerah.

Bagi Budiman, memenangkan itu soal relatif lebih mudah bagi seorang Gibran yang dianggap cukup populer bagi sebagian kalangan.

"Seorang seperti Gibran mudah memenangkan pertarungan itu. Dia boleh lah, dia cukup populer. Sebagai pendatang baru dia populer lah ya," ujar Budiman.

Ia menambahkan kemenangan Gibran juga akan tergantung Dewan Pimpinan Pusat PDI-P memutuskan bagaimana strateginya.

"Saya tidak tahu apakah dia punya ide-ide tertentu atau kita (PDI-P) juga memikirkan itu," ujar Budiman.

Namun yang jadi masalah justru ketika kompetisi itu berakhir, entah berakhir dengan kemenangan atau kekalahan Gibran, hasil apapun akan membuat beban moral yang mengerikan untuk putra sulung Presiden Jokowi itu.

Budiman mengatakan jika dirinya hanya berempati, karena jika dinilai proses politiknya secara prosedural tidak melanggar hukum.

Budiman mengatakan setiap warga negara punya hak mencalonkan diri dalam pemilihan umum secara hukum.

"Anaknya Soeharto saja boleh kok ikut pemilu. Ya kan? Itu hak ya. Hak dia enggak boleh dilarang," kata Ketua Inovator 4.0 itu.

Apalagi Gibran sungguh-sungguh memenangkan pemilu tapi kemudian orang mengatakan bukan karena Gibran yang hebat. Itu secara psikologis mengerikan menurut Budiman.

"Saya enggak tahu karena saya bukan anak seorang tokoh, tapi saya belum tentu sanggup seperti dia menanggung beban itu. Tapi kalau menurut saya, dia harus keluar dari bayang-bayang bapaknya (Presiden Jokowi) dan sanggup tidak mengalami beban kemenangannya sendiri," kata Budiman.

Begitu pula dengan Bobby, menurut Budiman bebannya kurang lebih sama karena itu diperlukan suatu strategi luar biasa cerdas untuk membuktikan diri telah lepas dari bayang-bayang tersebut.