Rabu,  15 May 2024

Sidak RSUD Bekasi

Nih Temuan Ombudsman: Kamar Rawat Inap Susah Didapat, Kecuali....

RN/CR
Nih Temuan Ombudsman: Kamar Rawat Inap Susah Didapat, Kecuali....
Anggota Ombudsman RI, Ninik Rahayu sidak RSUD -Net

RADAR NONSTOP - Anggota Ombudsman RI Ninik Rahayu inpeksi mendadak RSUD Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi.

Hasilnya, pasien rumah sakit tersebut susah mendapat kamar rawat inap. Kecuali untuk pasien yang memiliki ikatan keluarga dengan pegawai RSUD.

Menurut Ninik, masyarakat mengeluhkan sudah menunggu lama untuk mendapatkan kamar namun tidak mendapatkan kamar tetapi untuk keluarga pegawai RSUD, kamar langsung tersedia.

BERITA TERKAIT :
Dinkes Kota Bekasi Imbau Masyarakat Melakukan Pencegahan DBD Dengan PSN 4M Plus
Pj Wali Kota Bekasi Lemah, Gagal Lobi Tapi Jago Mempertahankan Jabatan  

"Ini perlu transparansi soal ketersediaan kamar, entah bagaimana caranya agar jangan ada salah paham soal ketersediaan kamar," ujarnya.

Tak hanya itu, jumlah dokter kurang representatif untuk menangani banyak pasien sehingga perlu penambahan.

"Di RSUD Bekasi ini ada 6 blok, satu blok ada 255 pasien, namun hanya punya lima dokter umum dan tiga dokter jaga di IGD," kata Ninik usai sidak di RSUD Kota Bekasi, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (29/12/2019).

Dia mengatakan, jumlah tersebut artinya satu dokter menangani sekitar 50 pasien. Sehingga perlu mendapatkan perhatian pemerintah daerah untuk menambah tenaga medis.

Menurut dia, dari hasil temuan di lapangan ditemukan bahwa dokter spesialis tidak ada ketika hari libur namun tetap bisa dihubungi ketika ada kebutuhan yang mendadak misalnya terkait dengan bedah akan tetap hadir bahkan sampai malam hari.

"Komitmen ini baik kecuali soal kuantitas atau jumlah dokternya mungkin perlu ditambah karena kalau satu dokter melayani 50 orang itu pasti kewalahan untuk memantau secara efektif," ujarnya sebagaimana dilansir Antara.

Selain itu, menurut dia, temuan dalam sidak tersebut terkait standar operasional prosedur di RSUD, misalnya masih menemukan pasien menggunakan pakaian dan selimut dari rumah.

Dia menilai seharusnya pakaian dan selimut pasien disediakan rumah sakit karena menyangkut higienitas.

"Ini harus jadi perhatian dari pihak rumah sakit dan pemerintah daerah untuk dianggarkan karena bagaimanapun higienitas pakaian juga ikut mempengaruhi kesehatan pasien," katanya.

Ninik menjelaskan, sidah Ombudsman ke RSUD Kota Bekasi untuk memastikan di masa libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, pelayanan terhadap pasien bisa dilakukan dengan baik.

Menurut dia, pelayanan masyarakat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) umum dan kebidanan, masih dilayani dengan baik karena pasien tidak membludak untuk mendapatkan penanganan kesehatan.

"Kemudian di ruang perawatan masih ada beberapa kamar yang kosong, itu artinya masyarakat masih bisa mengakses pelayanan di RSUD Kota Bekasi karena tidak terlampau membludak pada akhir tahun, ini patut disyukuri," pungkasnya.