Jumat,  22 November 2024

Astaga, Bantuan Untuk Korban Banjir Masuk Gudang? Bukannya Dibagikan

RN/CR
Astaga, Bantuan Untuk Korban Banjir Masuk Gudang? Bukannya Dibagikan
Korban banjir -Net

RADAR NONSTOP - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima pengaduan dari masyarakat terkait distribusi bantuan sosial untuk anak-anak korban banjir yang disinyalir tidak merata.

Bantuan yang datang dari elemen masyarakat yang terdata di posko-posko atau tempat penampungan sebagian besar pembagiannya dilakukan secara simbolis kepada salah satu pengungsi dengan diambil foto dokumentasi. 

Selanjutnya, masyarakat yang menjadi korban banjir mengaku tidak segera menerima bantuan berupa alat-alat yang baru.

BERITA TERKAIT :
Bakal Dihajar Hujan, Warga Jakbar Harus Tingkatkan Kewaspadaan Terhadap Banjir
Jakarta Bakal Hujan Lagi, Siap-Siap Macet Horor 

Mereka hanya menerima barang bekas pakai seperti pakaian bekas. Sedangkan bantuan barang baru beli dimasukkan ke gudang.

"Masyarakat korban banjir juga mengadu cara pembagian barang-barang bekas pakai dengan cara dilempar merupakan cara yang menyinggung kemanusiaan. Bantuan barang baru kepada anak-anak seperti selimut, kasur, bantal dan sebagainya," ungkap Komisioner KPAI Bidang Sosial dan Anak Dalam Situasi Darurat Susianah Affandy usai meninjau penampungan korban banjir Jabodetabek, kemarin.

KPAI juga menerima pengaduan masalah penerangan listrik, seperti di perumahan Villa Nusa Indah Bojongkulur Gunungputri Bogor yang gelap gulita.

Kondisi tersebut menyebabkan anak-anak terganggu proses belajarnya. Bagi keluarga sendiri merasa khawatir dengan keamanan barang-barang jika meninggalkan rumah untuk mengungsi. Tidak adanya akses penerangan juga dialami tempat lainnya.

Kondisi mati listrik menyebabkan kampung Pulo RT 11/03 Kampung Melayu Jatinegara Jakarta Timur gelap gulita. Ikhtiar menggunakan lilin sebagai penerang berdampak pada kebakaran yang menewaskan 2 warga.

Pojok ASI

Susianah juga mengakui ada peningkatan layanan penampungan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Layanan penampungan yang terletak di gedung atau fasilitas umum memberikan kenyamanan dibandingkan dengan penampungan yang terbuat dari tenda-tenda ala kadarnya.

Namun, ruang privasi seperti pojok ASI untuk Ibu menyusui harus dibuat meski bentuknya sederhana dan portable seperti ruang ganti baju di toko swalayan.

"KPAI menemukan banyak ibu-Ibu yang memiliki balita mengonsumsi ASI kesulitan memberikan air susunya di tengah banyak orang yang berbaur laki-laki dan perempuan dewasa," kata Susianah.

Selain pojok ASI, lanjutnya, ruang privasi seperti toilet untuk kegiatan MCK harus bersih dan terpisah antara laki-laki maupun perempuan.

Anak dan remaja perempuan, apa lagi yang sedang fase menstruasi harus mendapat fasilitas toilet serta ketersediaan air bersih. Toilet tersebut harus terjamin keamanannya.

"Saat melakukan pengawasan di tempat pengungsian, kami menerima pengaduan masyarakat terkait sulitnya air di toilet yang tersedia di ruang penampungan," terang Susianah.

#Korban   #Banjir   #KPAI