Jumat,  22 November 2024

Siti Nur Azizah Jawab Semua Tantangan Gerindra Soal Problem Kepala Daerah Era Digital

Doni
Siti Nur Azizah Jawab Semua Tantangan Gerindra Soal Problem Kepala Daerah Era Digital
Bakal Calon Walikota Tangerang Selatan, Siti Nur Azizah, saat menjadi narasumber dalam diskusi publik di DPD Gerindra, Banten.

RADAR NONSTOP- Bakal calon Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Siti Nur Azizah menjawab semua tantangan Partai Gerindra terkait soal problema menjadi kepala daerah di era digital.

Putri Wapres Ma'ruf Amin, itu dengan tegas menjawab semua problem itu dengan solusi saat menjadi narasumber dalam diskusi publik bertema "Mencari Sosok Kepala Daerah Yang Sesuai Dengan Aspirasi Publik" yang digelar DPD Partai Gerindra Banten, Minggu (9/2/2020) kemarin.

Dalam kesempatan itu, Azizah berkeyakinan akan membangun Sumber Daya Manusia (SDM), yang menurutnya harus menjadi prioritas utama. Tekad itu pun disampaikan dihadapan narasumber lain seperti Irna Nuralita (Bupati Pandeglang) dan Ratu Tatu Chasanah (Bupati Serang).

BERITA TERKAIT :
DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
Modus Baru Hipnotis Di Serpong Tangsel, ATM Ditukar Lalu Dikuras, Duit Belanja Emak-Emak Ludes 

Menurut Aizah, dalam kurun waktu 30 tahun kedepan, generasi saat ini yang baru memasuki bangku Sekolah Dasar (SD) akan hidup di zaman yang serba berbeda di masa depan nanti.

Gambaran itu disampaikan Azizah merujuk pada pemikiran Yuval Noah Harari, berdasarkan tiga bukunya yang populer di dunia internasional.  

Menurut Azizah, Yuval meramalkan puncak dari revolusi digital ini akan terjadi pada tahun 2050, dimana nanti algoritma akan membuat banyak keahlian yang saat ini dimiliki manusia menjadi usang (kadaluwarsa).

"Itu 30 tahun lagi, bukan waktu yang panjang, dan 20 tahun lagi (2040) pasti sudah sangat terasa oleh kita semua," terang Siti Nur Azizah.

Dengan demikian, Azizah mensimulasikan, 20 tahun itu artinya saat anak yang masuk SD hari ini dan 30 tahun adalah masa anak-anak yang lahir tahun ini. 

Artinya, kata Azizah, bahwa metode mendidik anak tidak bisa seperti cara mendidik anak selama ini. 

Menurut dia, sekolah harus berubah karena metode belajar sekarang sudah tidak relevan. Guru tidak bisa lagi mengajar seperti cara mengajar yang sudah kadaluwarsa.

"Saya bicara ini sekarang untuk menggugah kita, untuk mulai menyadari masalah krusial ini. Agar semua pihak yang berkompeten mulai melakukan tindakan-tindakan strategis yang relevan, mulai dari mengkaji lebih dalam untuk mengetahui masalahnya sampai merumuskan rekomendasi solusi," tegasnya.

Dia menambahkan, dunia pendidikan saat ini masih berkutat pada hal-hal klasik, seperti angka partisipasi murni (APM) sekolah yang masih rendah, disamping terdapay masalah lainnya, ada pun masalah kekurangan infrastruktur sekolah.

"Saya berpandangan ada hal mendasar yang sudah bisa kita lakukan atau perbaiki dari sekarang," katanya.

Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di era 2050 itu, lanjutnya, sudah mulai dirasakan saat ini, ketika pengguna ponsel pintar dijejali berbagai informasi yang tidak sepenuhnya dibutuhkan. 

Algoritma akan selalu mengintai pengguna internet sampai suatu saat lebih tahu dari pada manusia itu sendiri. Mulai dari makanan yang disukai, tempat wisata favorit, sampai lagu yang pas untuk berbagai situasi. 

"Itulah salah satu yang melatar belakangi visi kami menjadikan Kota Tangsel kota kelas dunia, yang akan lebih fokus pada pendidikan, termasuk menyediakan ruang berekspresi bagi anak-anak dan warga. Selain itu menyediakan ruang interaksi antar warga, agar mereka berkomunikasi dan berkolaborasi untuk masa depan mereka," tegas Siti Nur Azizah.

#Tangsel   #NurAzizah   #Gerindra   #