Jumat,  22 November 2024

Kerjasama Dengan Bidan

Klinik Aborsi Marak, Bukti Banyak Pasangan Selingkuh

NS/RN
Klinik Aborsi Marak, Bukti Banyak Pasangan Selingkuh
Ilustrasi

RADAR NONSTOP - Klinik aborsi ternyata banyak di Jakarta. Pasca penggerebekan di Paseban, Jakpus, polisi kini sedang mendeteksi adanya klinik-klinik aborsi di ibukota. 

Modus klinik aborsi yakni kerjasama dengan bidan. Dari rekomendasi bidan inilah, orang yang ingin menggugurkan kandungan dirujuk ke klinik. 

JustDating aplikasi pencari teman kencan pernah melakukan survei pada 2017. Hasilnya, ada 40 persen lelaki dan perempuan di Indonesia pernah mengkhianati pasangannya. 

BERITA TERKAIT :
Istri Selingkuh Dan Kabur Dari Rumah, Buruh Bangunan Bantai Mandor
Waspada, Sedot Lemak Di Klinik Kecantikan Bisa Nyawa Melayang 

Presentase ini membuat Indonesia menempati posisi kedua sebagai negara dengan kasus perselingkuhan terbanyak.

Apabila dibandingkan dengan negara Asia tenggara lainnya, Thailand menempati posisi teratas dengan jumlah perselingkuhan terbanyak, dengan hasil 50 persen. Singapore dan Taiwan hanya 30 persen dan Malaysia mendapat predikat sebagai negara dengan penduduk yang paling setia dengan pasangannya karena hanya 20 persen yang nekat selingkuh.

Hasil survei ini juga menunjukkan bahwa perempuan di Indonesia lebih banyak yang melakukan perselingkuhan dibandingkan lelaki. Persepsi tentang perselingkuhan antara lelaki dan perempuan juga berbeda.

Survei menunjukkan, lelaki di Indonesia menganggap pasangan selingkuh jika berani pergi berdua dengan lelaki lain. Sedangkan perempuan menganggap bahwa pasangannya selingkuh jika berinisiatif untuk berkenalan atau berkirim pesan dengan perempuan lain.

Tidak hanya persepsi selingkuh, lelaki dan perempuan di Indonesia juga memiliki pandangan berbeda dalam menyikapi perselingkuhan. Enam puluh persen lelaki di Indonesia tidak menerima bahwa mereka dikhianati, karena itu mereka akan meninggalkan pasangannya atau membalas dengan juga berselingkuh.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus mengatakan, pihaknya yakin masih ada sejumlah klinik lain yang melakukan praktik aborsi ilegal, usai pengungkapan kasus serupa di klinik Paseban, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, ada dugaan praktik aborsi tersebut dilakukan sejumlah klinik lain. Dugaan itu didapat setelah dilakukan pengembangan kasus klinik Paseban. Para bidan di klinik itu diduga menjadi mitra klinik lain.

Dalam kasus praktik aborsi ilegal di klinik Paseban, polisi menangkap tiga tersangka, yaitu MM alias dokter A, RM seorang bidan dan mitra dokter A, dan juga SI pegawai di klinik tersebut.

Yusri menyebut, ada 50 bidan yang menjadi mitra di klinik Paseban, salah satunya adalah RM. Karena itu ada peluang bahwa para bidan tersebut juga menjadi mitra di klinik lain yang melakukan praktik aborsi ilegal.

"RM ini pekerjaannya mitra. Dia mitra dokter A. Jadi, dia enggak kerja di sana dia mitra dan masih ada bidan-bidan lain yang juga mitra dokter A. Tugasnya ini mencari dan menyosialisasikan pasien. Kalau dia mitra berarti ada mitra (klinik) yang lain. Ini yang kita selidiki terus," tuturnya.

Diketahui, polisi mengungkap kasus praktik aborsi ilegal di sebuah klinik yang beralamat di Jalan Paseban, Jakarta Pusat.

Klinik itu sudah berjalan sejak 2018 atau 21 bulan. Selama menjalankan operasi itu mereka meraup keuntungan hingga Rp5,5 miliar. Total dari 1.632 pasien sebanyak 903 orang sudah menggugurkan kandungannya.