RADAR NONSTOP - Endah Setia Dewi Pardjoko, wakil rakyat Jakarta yang berkantor di Kebon Sirih. Baginya, menyuarakan keluhan dan aspirasi warga Ibukota adalah amanah yang mesti ditunaikan.
Selain sebagai bentuk tanggung jawab kepada konstituennya, membela kepentingan masyarkat kecil merupakan bagian dari hidupnya. Bila sudah bicara kepentingan warga dan masyarakat umum, Endah takkan segan-segan bersuara vokal.
Seperti yang dia tunjukkan hari ini, Endah bersuara keras menuntut Pemprov DKI Jakarta, mendesak Anies Baswedan, gubernur yang diusung partainya (Gerindra) agar menegur aparatur dibawahnya.
BERITA TERKAIT :Masa Jabatan DPR & DPRD Dipangkas, Lagi Digugat Ke MK
Jatuh Bangun Ariza Bisa Jadi Cermin Politisi Lokal Jakarta Yang Mau Melenting Ke Atas
Bukan tanpa alasan Endah Setia Dewi Pardjoko melakukan itu, dirinya tak kuasa membayangkan ribuan juru pemantau jentik (Jumantik), guru ngaji dan marbot mesjid, yang dari Januari 2018 hingga saat ini (Oktober) belum juga menerima hak mereka (honor).
“Sudah 10 bulan honor jumantik, guru ngaji dan marbot belum dibayar Pemprov. Kasihan mereka. Padahal honor yang diterima tidak seberapa, tapi kenapa ditunda-tunda," kata Endah yang juga anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta ini, Senin (8/10/2018).
Endah yang juga caleg DPRD Dapil Jakarta Selatan nomor urut 5 ini mengaku, dirinya sudah berulangkali mendapat keluhan para jumantik, guru ngaji dan marbot perihal honor mereka. Selain mengadu ke Gedung DPRD DKI Jakarta, mereka juga berkeluh kesah hal serupa saat Endah menggelar reses ke Kecamatan Tebet dan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
"Pak gubernur tolong dengar keluhan mereka dan segera lunasi hak-hak mereka," pinta Endah penuh harapan.
Khusus honor operasional untuk petugas jumantik Rp 700.000 per bulannya.