Jumat,  22 November 2024

Penderita Corona Bertambah, Jangan Kaget Kalau PNS DKI Ogah Diajak Salaman 

NS/RN/NET
Penderita Corona Bertambah, Jangan Kaget Kalau PNS DKI Ogah Diajak Salaman 
Ilustrasi

RADAR NONSTOP - Iyan kaget saat bertemu dengan temannya yang bekerja sebagai PNS DKI Jakarta. Padahal, Iyan sudah 10 tahun tidak bertemu dengan temannya itu. 

"Pas kami ketemu, teman saya tak mau diajak salaman. Kata dia, ini untuk menjaga," akunya saat ditemui wartawan, Kamis (12/3). 

Awalnya Iyan marah lantaran merasa dilecehkan. "Tapi akhirnya saya sadar juga, karena ini buat keamanan dan kewaspadaan," ungkap bapak dua anak ini. 

BERITA TERKAIT :
Stasiun Tanah Abang Jadi Enam Jalur, Jalur Tunggu Jalur Serpong Cuma Tiga Menit 
Perluas Akseptasi, Kartu JakCard kini Bisa Digunakan Sebagai Tiket Perjalanan KRL

Juru bicara pemerintah khusus penanggulangan virus corona Achmad Yurianto mengumumkan 7 pasien baru yang positif terjangkit virus corona dan semuanya digolongkan sebagai imported case. Dengan demikian, sejauh ini telah ditemukan 34 kasus positif virus corona.

"Hari ini ada penambahan 7 pasien" ucap Yuri saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (11/3).

Dia menjelaskan bahwa pasien nomor 28 adalah laki-laki berusia 37 tahun dengan kondisi sakit ringan. Pasien nomor 29 adalah pria berusia 51 tahun mengalami sakit sedang dan tidak sesak.

Pasien dengan identitas 30, laki-laki, 84 tahun, nampak sakit sedang, imported case. Pasien nomor 31, perempuan, 48 tahun, nampak sakit ringan sedang, imported case karena baru datang dari luar negeri. Nomor 32, laki-laki 45 tahun kondisi sakit ringan sedang, imported case.

Lalu, pasien nomor 33 laki-laki 29 tahun kondisi nampak sakit ringan sedang, tergolong imported case.

"Nomor 34 laki-laki usia 42 tahun, sakit ringan sedang juga imported case," ucap Yuri.

"Semuanya adalah imported case. Sementara tadi RSPI sudah memulangkan kasus yang dirawat, sudah dalam kondisi pemeriksaan 2 kali negatif. Sudah diizinkan untuk pulang," imbuh dia.

Sementara Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan mengimbau seluruh jajarannya di Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk mengurangi jabat tangan, atau kontak fisik secara langsung. Hal ini demi mencegah penyebaran virus korona yang kian meluas.

Mengurangi jabat tangan kata dia, bukan berarti berkurang pula rasa hormat terhadap satu sama lain.

"Tujuannya adalah mari kita biasakan di hari-hari ini untuk membatasi kontak langsung. Karena kontak langsung ini punya potensi penularan yang cukup besar. Nah, harapannya nanti ini bisa dilakukan semua," terang Anies.