RADAR NONSTOP - Harus ada kebijakan khusus dan intervensi pemerintah. Jika tidak makan, orang yang terjangkit virus Corona bisa meluas.
Diprediksi bisa 2,5 juta orang di negara ini berpotensi terjangkit COVID-19. Dikutip dari detik.com kalau prediksi tersebut merupakan salah satu bagian dari draf 'COVID-19 Modelling Scenarios, Indonesia', disusun oleh Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) tanggal 27 Maret 2020, ditujukan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono menilai, saat ini hanya ada imbauan. "Jadi, antara tanpa intervensi dan intervensi rendah," kata Pandu Riono, Doktor epidemiologi lulusan University of California Los Angeles ini.
BERITA TERKAIT :Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
Gelar Doktor Bahlil Ditangguhkan, Usai UI Rapat Koordinasi
Pandu adalah salah satu anggota tim penyusun draf 'COVID-19 Modelling Scenarios: Indonesia'. Selain dia, ada Iwan Ariawan, Muhammad N Farid, dan Hafizah Jusril.
Berikut adalah jenis-jenis intervensi yang dilakukan terhadap penularan COVID-19 yang dimaksud Tim FKMUI:
1. Tanpa intervensi
2. Intervensi rendah: jaga jarak sosial secara sukarela, membatasi kerumunan massa
3. Intervensi moderat: tes massal cakupan rendah, mengharuskan jaga jarak sosial (penutupan sekolah/bisnis)
4. Intervensi tinggi: tes massal cakupan tinggi, mewajibkan jaga jarak sosial
Berdasarkan jenis-jenis intervensi di atas, termasuk jenis yang manakah penanganan pemerintah Indonesia terhadap COVID-19 saat ini?
"Yang sekarang hanya ada imbauan. Jadi, antara tanpa intervensi dan intervensi rendah," kata Pandu Riono, Doktor epidemiologi lulusan University of California Los Angeles ini.
Tim FKMUI menjelaskan, tiap 1 kasus positif COVID-19 (satu orang) bisa menginfeksi setidaknya 2 orang lainnya. Mereka telah membuat prediksi. Indikator yang digunakan adalah jumlah penduduk Indonesia adalah 268 juta.
Dari jumlah penduduk tersebut, 52,9% populasi tinggal di wilayah urban; 14,8% tinggal di rumah kurang dari 8 meter persegi; angka terjadinya pneumonia (penyakit radang paru-paru) adalah 1,3 per 1.000 orang; 28,2% penduduk bepergian; 50,2% mencuci tangan dengan cara tidak benar. Berikut adalah prediksinya.
Prediksi Tim FKM UI soal kasus COVID-19 menurut jenis intervensi, dalam 'COVID-19 Modelling Scenarios, Indonesia'. (Dok Istimewa)
1. Tanpa intervensi: +/- 2.500.000 orang berpotensi terjangkit COVID-19
2. Intervensi rendah: +/- 1.750.000 orang berpotensi terjangkit COVID-19
3. Intervensi moderat: +/- 1.250.000 orang berpotensi terjangkit COVID-19
4. Intervensi tinggi: +/- 500.000 orang berpotensi terjangkit COVID-19
Prediksi tersebut diasumsikan terjadi pada hari ke-77. Tim menggunakan patokan hari ke-1 pada pekan pertama Februari 2020 alias lebih awal dari pengumuman kasus pertama oleh Pemerintah Indonesia (2 Maret).
Soalnya, data yang diperoleh dari rumah sakit di Indonesia sudah menunjukkan adanya peningkatan kasus pneumonia dan gejala mirip COVID-19 sejak pekan pertama Februari.
Itu adalah prediksi total kumulatif kasus positif COVID-19. Berikut adalah prediksi efek terhadap kematian berdasarkan tingkat intervensi yang diterapkan pemerintah terhadap kondisi wabah ini.
Estimasi jumlah kematian kumulatif akibat COVID-19 di Indonesia:
1. Tanpa intervensi: 240.244
2. Intervensi redah: 144.266
3. Intervensi moderat: 47.984
4. Intervensi tinggi: 11.898