Sabtu,  23 November 2024

Soal Asal Corona

Ancaman Donald Trump Keras, China Melunak 

NS/RN/NET
Ancaman Donald Trump Keras, China Melunak 
Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. 

RADAR NONSTOP - Silang pendapat soal Corona membuat hubungan Amerika Serikat (AS) dan China tegang. Presiden AS Donald Trump terlihat keras.

Dia mengancam akan memutus hubungan dengan negeri tirai bambu. Bahkan, Donald Trump tidak ingin bicara dengan Presiden China, Xi Jinping. 

Seperti dilansir AFP, Jumat (15/5/2020), retorika terbaru Trump untuk China yang semakin keras ini, disampaikan di tengah pertikaian kedua negara terkait pandemi virus Corona. 

BERITA TERKAIT :
Puji Bahasa Inggris Prabowo, Donald Trump Janji Mau Ke Indonesia 
Melania Trump, Sosok First Lady Amerika Serikat

Ketegangan AS dan China meningkat saat kedua negara saling adu argumen soal asal virus Corona, yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China pada akhir tahun 2019. Trump bahkan menyebutnya sebagai 'wabah dari China'.

"Saya sangat kecewa pada China. Saya beritahu Anda hal itu sekarang," tegasnya.

Diketahui, Trump menuduh China menutupi skala sebenarnya dari wabah virus Corona, yang akhirnya menyebar luas ke berbagai negara dan kini menewaskan lebih dari 300 ribu orang secara global. China membatas keras tuduhan itu dan bersikeras menyatakan pihaknya telah memberikan semua data yang ada sesegera mungkin kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dilansir AFP, Jumat (15/5/2020), Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mendorong AS untuk berkompromi dengan China dan memperkuat kerja sama dalam memerangi pandemi virus Corona.

"Menjaga perkembangan stabil untuk hubungan China-AS menjadi kepentingan fundamental bagi rakyat kedua negara, dan itu kondusif bagi perdamaian dan stabilitas dunia," sebut Zhao dalam press briefing terbaru menanggapi komentar Trump.

"Pada saat ini, China dan AS harus terus memperkuat kerja sama melawan epidemi, mengalahkan epidemi sesegera mungkin, merawat para pasien dan memulihkan perekonomian dan produksi. Tapi itu membutuhkan AS untuk bertemu di tengah jalan dengan China," imbuhnya.

"Jika Anda melakukannya, apa yang akan terjadi? Anda akan menyelamatkan US$ 500 miliar jika Anda memutus seluruh hubungan," sebutnya dalam wawancara dengan Fox Business News pada Kamis (14/5) waktu setempat.