RADAR NONSTOP - Video polisi ‘palak’ turis Jepang karena lampu depan motor mati yang viral di media sosial dinilai aneh. Soalnya, video tersebut sudah diuanggah pada 30 Desember 2019.
Kok viralnya baru sekarang? Ditengah ‘perseteruan’ kasat mata Kepolisian dengan Kejagung soal Jaksa Pinangki terkait dugaan kasus suap Djoko Tjandra.
“Aneh juga tuh video, bisa viralnya sekarang ya? sepertinya ada indikasi merusak citra Kepolisian yang saat ini mulai dipercaya oleh masyarakat setelah kesuksean Bareskrim menangkap Djoko Tjandra dan menetapkan dua Jenderal Pol aktif berbintang 1 dan 2,” ujar Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI) 98, Willy Prakarsa saat berbincang dengan radarnonstop.co, Kamis (20/8/2020).
BERITA TERKAIT :Meski Diguyur Hujan, Dukcapil Penjaringan Tetap Gelar Pelayanan di Pos RW 17
Biar Tahu Item Loksem Binaan UMKM, Kelurahan Penjaringan Tebar Data di Website Pemkot Jakut
Diketahui, satu video yang menggambarkan seorang turis Jepang yang "dipalak" anggota kepolisian karena lampu depan motor yang dikendarainya mati menjadi viral di media sosial.
Video yang diunggah akun Youtube Style Kenji pada 30 Desember 2019 silam, baru viral di media sosial pada hari ini, Kamis (20/8/2020).
Dalam video tersebut, terlihat anggota polisi bernama MD Windia itu terang-terangan meminta uang sebesar Rp 1 juta sebagai uang penalti dengan alasan lampu depan motor mati.
Mulanya anggota polisi tersebut memeriksa surat-surat si turis. “License okey, STNK okey (SIM oke, STNK oke),” kata sang polisi.
Namun saat pengemudi akan melanjutkan perjalanan, polisi kemudian mengingatkan lampu depannya mati.
“Its dead, problem (Ini (lampu) mati, masalah),” kata si polisi.
Setelah itu, sang polisi pun terang-terangan meminta uang sebesar Rp 1 juta.
“It fourty for process… I Will help you. You pay one million, maximal one million (Ini empat puluh untuk proses... Saya akan menolong Anda. Anda bayar Rp 1 juta, maksimal Rp 1 Juta),” kata si polisi.
Saat turis Jepang mengeluarkan uang kertas lembaran dalam pecahan Rp 20.000 senilai Rp 100 ribu. Sang polisi menegaskan, nilai yang diminta adalah Rp 1 juta.
“One million (satu juta),” jelas si polisi.
Setelah bernegosiasi, sang turis pun mengeluarkan sembilan lembar pecahan uang Rp 100 ribu.
Sang polisi yang menerimanya, kemudian menghitung dan tetap menerimanya.
“Okey, no problem (Oke, tidak masalah),” jelas sang polisi tersebut lalu membiarkan si turis melintas.
Berdasarkan pantauan di akun Youtube tersebut, video itu sudah dilihat 63.842 warganet. Pun video tersebut mendapat respon beragam dari warganet. Seperti disampaikan akun ALFA Ch.
"I'm from Indonesia, want to say: Sorry bro, this is a scam. The offense that you committed did not have to pay 1 million, before I had no driver's license and took the wrong path. only a fine of 200,000. Sorry bro, in Indonesia only a few honest police. Good cop only on TV. * sorry this is google translate result. * My English is bad. (Saya dari Indonesia, mau bilang: Sorry bro, ini scam. Pelanggaran yang Anda lakukan tidak harus membayar 1 juta, sebelumnya saya tidak punya SIM dan mengambil jalan yang salah. hanya denda 200.000. Maaf bro, di Indonesia hanya sedikit polisi yang jujur. Polisi baik hanya di TV. * maaf ini adalah hasil google translate. * Bahasa Inggris saya buruk)"
Sementara dari warganet lainnya, pemilik akun Youtube Lee's projecT mengatakan tindakan polisi tersebut memalukan.
"I'm Balinese and one of the policemen was so embarrassing. Immediate fire! (Saya orang Bali dan salah satu polisi itu sangat memalukan. Pecat segera!)"
Dilansir dari laman terkini.id, Direktur Lalulintas Polda Bali Kombes Wisnu Putra menyatakan bakal mengecek konten video tersebut.
Dia menyatakan, jika anggota yang ada di dalam video bukan berasal dari satuan lalu lintas, melainkan anggota Sabhara.
“Saya cek dulu sama Direktur Sabhara ini kapan kejadiannya dan di wilayah mana,” ujarnya pada Kamis (20/8/2020).
Wisnu menegaskan, yang dilakukan tersebut tidak benar. “Tidak dibenarkan anggota bertindak seperti itu,” katanya.