RADAR NONSTOP - Tahun 2020 menjadi tahun yang menantang bagi ekonomi Dunia dan juga Indonesia dan Jakarta. Pandemi COVID-19 telah menurunkan pertumbuhan ekonomi Jakarta cukup dalam.
Pada triwulan II 2020, pertumbuhan ekonomi Jakarta terkontraksi sebesar -8,22% dan berdampak pada hampir seluruh sektor perekonomian dan unit usaha, termasuk UMKM.
Hal tersebut dikemukakan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jakarta, Hamid Ponco Wibowo. Ia menyebut UMKM yang terdampak besar adalah UMKM kerajinan wisata serta UMKM ekspor.
BERITA TERKAIT :Artis Tajir, Bisnis Prilly Latuconsina Dari Klub Bola Hingga Toko Roti
500 Warga Tumplek Di Blusukan Dan Ngopi Sore Bareng RIDO & Forkkabi
"Berdasarkan survei Bank Indonesia terhadap pelaku UMKM di Indonesia, UMKM yang terkena dampak terbesar dari pandemi COVID-19 adalah UMKM kerajinan yang terkait wisata serta UMKM ekspor. Hal ini disebabkan oleh penundaan/pembatalan pesanan, pembatalan event, terhambatnya ekspor, serta turunnya kunjungan wisatawan secara signifikan," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (9/9/2020).
Menurut Hamid, Ketidakpastian mengenai kapan berakhirnya pandemi COVID-19 membuat Bank Indonesia merasa perlu untuk terus berkontribusi mendorong peningkatan ekonomi dengan tetap memperhatikan kedisiplinan protokol kesehatan.
Sebagaimana diketahui, di tengah ketidakpastian perekonomian global yang tinggi sebagai dampak pandemi COVID, maka pemulihan ekonomi saat ini salah satunya sangat bergantung pada kekuatan dari kekuatan domestik. Atas dasar itu pihaknya berencana menggelar acara “Festival Kreatif dan Seni Jakarta”.
"Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta akan menyelenggarakan “Festival Kreatif dan Seni Jakarta” pada tanggal 11 s.d 13 September 2020 yang sebagian besar dilaksanakan secara virtual. Tema dari FKSJ tersebut adalah “Kolaborasi Mendukung Ekonomi Kreatif Jakarta”. Pelaksanaan FKSJ tersebut juga merupakan bentuk dukungan terhadap program pemerintah “Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia” (Gernas BBI) bagi produk UMKM dan pelaku usaha di pasar seni. Hal ini dikarenakan UMKM dan pelaku pasar seni merupakan para pelaku di sektor riil yang terkena dampak pandemi dan belum banyak memperoleh dukungan," jelasnya.
Pelaksanaan FKSJ virtual tersebut rencananya akan diselenggarakan di Pasar Seni Ancol. Hal ini disampaikan Hamid mengingat pelaku usaha di Pasar Seni Ancol terdampak cukup signifikan dari Pandemi Covid-19. Namun, Ia memastikan peserta UMKM yang mengikuti kegiatan ini tidak terbatas dari UMKM di Pasar Seni Ancol, tapi juga UMKM dari berbagai jenis usaha.
"Bertempat di Ancol karena pelaku UMKM disana jadi terdampak covid paling signifikan. Tapi meskipun digelar di Ancol, kegiatan ini akan diikuti oleh UMKM dari berbagai jenis usaha Binaan Bank Indonesia, Dekranasda, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan beberpa pihk lainnya," tambahnya.
Dalam menyelenggarakan FKSJ tersebut, KPwBI Provinsi DKI Jakarta akan bersinergi dengan Pemprov DKI Jakarta, Dekranasda DKI Jakarta, OJK dan BMPD DKI Jakarta, Pasar Seni Ancol, MULA co-working space Kota Tua, serta UMKM binaan/mitra KPwBI DKI Jakarta.
Hamid menuturkan, Festival Kreatif dan Seni Jakarta akan diselenggarakan selama tiga hari dengan menampilkan beragam acara. Tujuan dari kegiatan tersebut disamping dukungan terhadap Gernas BBI, dia juga mendorong percepatan ekonomi dan keuangan dengan serta akses pasar bagi produk UNKM.
"tujuan antara lain; Mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, mendorong percepatan ekonomi dan keuangan digital, dan mendorong peningkatan akses pasar produk UMKM dan akses pembiayaan UMKM. Beberapa kegiatan yang akan dilakukan antara lain talkshow, showcase UMKM dan fashion show, business matching, kurasi UMKM, perlombaan, pertunjukan seni dan hiburan, serta implementasi QRIS dalam mendukung upaya tercapainya digitalisasi UMKM," ungkapnya.
Dalam penyelenggaraan kegiatan ini, KPwBI Provinsi DKI Jakarta bersama Perusahaan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) juga telah mendigitalisasikan sebagian besar UMKM Pasar Seni Ancol, Kota Tua, serta UMKM binaan dan mitra KPwBI DKI Jakarta. Hingga Agustus 2020, jumlah merchant yang telah menggunakan QRIS di DKI Jakarta mencapai 804,171. Jumlah tersebut terus bertambah dengan rata-rata penambahan 4.56% setiap bulannya.
Hamid mengungkapkan pihaknya akan terus melakukan sosialisasi dan berbagai inisiatif di beberapa sektor lain nya.
"Guna mendukung penggunaan QRIS yang masif di DKI Jakarta, Bank Indonesia terus berupaya melakukan sosialisasi dan berbagai inisiatif di berbagai sektor seperti sektor kesehatan, pelaku umkm, pasar tradisional, pasar modern, lingkungan Kodam Jaya, dan juga transaksi penerimaan Pemprov (PBB)," pungkasnya.