RADAR NONSTOP - Rumah Sakit Daerah (RSUD) Tangsel jadi bola panas. Status RSUD yang saat ini masih tipe C menjadi komoditi politik di Pilkada Tangsel dan membuat dua kubu saling serang, Jum'at (11/9/2020).
Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menilai isu yang awalnya dilontarkan kubu Blok M (Muhamad-Saraswati-red) dan dibalas oleh kubu Blok B (Benyamine-Pilar-red) dinilai sangat lucu.
Menurut Adib, dengan menggunakan RSUD Tangsel sebagai komoditi politik di Pilkada dianggap akan membongkar borok sendiri lantaran dua kubu tersebut sama-sama memiliki tanggung jawab soal RSUD Tangsel.
BERITA TERKAIT :Pramono Jangan Mau Dikibuli, Para Pemburu Jabatan Jago Klaim Dan Pasang Boneka
Fauzi Bowo Beserta Masyarakat Yakin Pramdoel Akan Jadi Pemimpin Jakarta
"Ketika melihat tim sukses dua kubu Blok B dan Blok M saling serang soal RSUD Tangsel menurut saya ini sangat lucu. Mengapa? Karena dua-duanya kan aktor utama yang bertanggung jawab soal RSUD Tangsel," terang Miftahul Adib.
Adib menjelaskan, peran keduanya yakni Blok B ada Benyamin dan Blok M ada Muhamad, mereka dinilai memiliki peran sebagai aktor utama dalam proses berdirinya RSUD Tangsel. Apalagi, kata dia, isu RSUD itu awalnya dilontarkan oleh kubu Blok M dinilai bisa blunder.
"Karena Pak Muhamad kan aktor utama, kan Sekretaris Daerah (Sekda) nya beliau. Berarti sama saja disaat beliau memimpin Sekda kinerjanya tidak bisa mewujudkan rumah sakit Tangsel yang bagus. Sekda itu kan juga pengguna anggaran utama, iya kan. Karena Sekda kan panglima ASN nomor satu, kalau pun Ben juga sama Wakil Walikota, tapi Ben kan punya Walikota," urainya.
Dengan adanya serangan itu yang diawali oleh kubu Blok M menggunakan isu RSUD Tangsel, justru dianggap bisa membuka peluang untuk bikin jurang sendiri. Jurang itu, bisa dibuat untuk bunuh diri.
"Tim sukses Blok M melakukan serangan memakai isu RSUD Tangsel untuk menyerang petahana, tapi jangan lupa juga kalau (Muhamad, red) sesungguhnya petahana juga. Jadi membuka jurang sendiri sebenarnya, nah ini yang mereka tidak sadari bahwa Muhamad itu ASN dalam roda pemerintahan tersebut," urainya.
Bahkan Adib melihat isu RSUD dijadikan arah black champaign Blok M untuk menyerang Pemkot Tangsel, yang mana Benyamin Davnie saat ini posisinya masih menjadi Wakil Walikota dan Bakal Calon Walikota Tangsel 2020.
Justru Adib menilai serangan yang dilontarkan Blok M dinilai bisa melemahkan elektoral Muhamad sebagai Balon Walikota. Sebab, dalam isu yang dibangun Blok M bisa menguntungkan kubu Blok B.
"Dengan adanya serangan soal RSUD Tangsel itu yang diuntungkan justru Blok B (Benyamin, red). Nah kenapa, karena Ben Wakil Walikota sisi meternya ga begitu kuat. Nah ini menurut saya cenderung melemahkan elektoral Muhamad sangat besar, kalau di Ben menurut saya justru kecil,"kata Adib.
Dengan adanya isu itu, pihaknya meyakini semua orang akan melihat kalau pengguna anggaran nomor satu adalah Sekda. Pasalnya, posisi saat itu Sekdanya Muhamad yang juga Bacalon Walikota yang dikenal dengan sebutan kubu Blok M
"Menarik juga kalau melihat RSUD Tangsel masih buruk, kita melihat koalisi Muhamad-Saras yang gemuk dengan diusung PDIP, Gerindra, PSI, PAN, Hanura dan didukung non parlemen seperti Perindo, Garuda, Berkarya dan Nasdem. Jadi dengan isu itu justru tim sukses Muhamad membongkar borok sendiri,"tegasnya.
Dengan begitu, Adib menilai lantaran partai pengusung yang ada di kubu Blok M berada di DPRD. Dengan demikian, isu itu dibangun sendiri, lantas fungsi partai yang ada di parlemen kinerjanya akan dipertanyakan.
"Bagaimana fungsi mereka melakukan pengawasan anggaran, bagaimana juga fungsi mereka soal budgeting. Kan saat proses pembuatan RSUD Tangsel ada masukan dari pihak pemerintah dan DPRD kan. Menurut saya ketika RSUD Tangsel jadi isu komoditas politik Pilkada Tangsel, justru menjadi bunuh diri,"bebernya.