Minggu,  24 November 2024

Menteri Jokowi Bully Anies, Fahri: Rakyat Jangan Jadi Korban   

NS/RN
Menteri Jokowi Bully Anies, Fahri: Rakyat Jangan Jadi Korban   

RADAR NONSTOP - Polemik rem darurat yang diucapkan Anies Baswedan menjadi pro kontra. Para menteri Jokowi terkesan rame-rame membully Anies Baswedan. 

Kebijakan rem darurat padahal secara tegas untuk mengerem lonjakan Corona. Tapi, para menteri Jokowi bereaksi. 

Menko Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto langsung bereaksi. Lalu, beberapa menteri di kabinet juga cuap-cuap.

BERITA TERKAIT :
Beredar Jatah Menteri Dari Parpol Pro Prabowo-Gibran
Komentar Anies Soal Mobil Listrik Bikin Menteri Jokowi Panik 

Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah pun ikut berkomentar.

"Wahai para menteri, jangan bantah Gubernur DKI. Datanglah bawa kabar kepada kepala negara bahwa DKI dalam bahaya. Lalu bikinlah pertemuan kabinet khusus, undang mantan anggota kabinet itu (Anies Baswedan-red). Bicaralah. Bicaralah data dan sampaikan rencana kepada rakyat semua," kicau Fahri Hamzah di akun Twitternya, @Fahrihamzah, Sabtu (12/9/2020).

Dalam kicauannya, Fahri Hamzah juga menyarankan Anies Baswedan untuk meminta waktu bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

"Sampaikan data yang bapak punya, bapak pernah dekat dengan beliau (Jokowi-red). Janganlah kesalahan data pemimpin lalu mereka bersengketa di depan rakyat yang jadi korban. Banyak orang meregang nyawa hari-hari ini," tutur mantan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini. 

Fahri Hamzah mengaku mengerti perbedaan sudut pandang antara gubernur sebagai kepala daerah dengan pemerintah pusat. "Terlebih dalam pengertian saya, gubernur DKI adalah wali kota besar. Gubernur DKI lebih dekat dengan data, berbeda dengan gubernur lain yang dijeda oleh bupati dan wali kota," ujar mantan wakil ketua DPR RI ini.

Fahri juga mengaku mengerti kesulitan posisi gubernur lainnya terhadap bupati dan wali kota yang dipilih rakyat dengan afiliasi politik yang berbeda. "Tapi @aniesbaswedan adalah satu-satunya gubernur yang merangkap wali kota, sebab seluruh pejabat itu ia angkat langsung tanpa Pilkada," tuturnya.

Sehingga, kata dia, Anies Baswedan mengakses data yang nyata. Dia melanjutkan, Anies Baswedan memegang data yang mencemaskan.

"Lalu ia sampaikan menjadi dasar kebijakan baru, pembatasan ruang gerak manusia di ibu kota. Tapi mengapa pemerintah pusat seperti berbeda? Apakah data mereka beda? Apakah ada sesuatu yang rahasia?," tanya Fahri Hamzah. 

Lebih lanjut dia mengatakan, Anies Baswedan dan Presiden Jokowi adalah dua sahabat yang baik. "Mengapa kalian tidak bisa bersatu selamatkan ibu kota? Kita dalam krisis dan reputasi sebuah Ibu Kota tidak saja mempengaruhi daerah lain tapi citra kita di tingkat dunia. Blokade kepada Indonesia dimulai dari Ibu Kota," kata dia.

Kemudian, dia menilai kesalahan data pejabat menyebabkan rakyat menjadi korban terus berjatuhan. "Apa salah rakyat hingga kalian pejabat tidak bicara dan akhirnya kebijakan kalian bikin nestapa? Ayolah," katanya.