Jumat,  29 March 2024

Bajing Loncat Di Jakarta, Sempat Tenggelam Kini Heboh Lagi  

NS/RN/NET
Bajing Loncat Di Jakarta, Sempat Tenggelam Kini Heboh Lagi  
Ilustrasi aksi bajing loncat.

RADAR NONSTOP - Bajing loncat atau bajilo sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Para bandit pencoleng lincah ini terbagi dari berbagai kelompok. 

Pada 2013, bajing loncat yang dikenal adalah kelompok Asmoro. Sebanyak 45 bajing loncat (bajilo) yang tergabung dalam kelompok Asmoro (Asal Moro) diamankan Mapolres Jakarta Utara. 

Para bajing loncat tersebut diperoleh dari berbagai TKP di antaranya, Pertigaan Plumpang, Jalan Mambo, Jalan Raya Sulawesi, Bogasari, Jalan Raya Cacing, Jalan Martadinata (Volker), dan Simpang 5 Semper, Koja.

BERITA TERKAIT :
Truk Sampah Rombeng Masih Wira-Wiri di Tangsel, Pak Ben Sengaja Nih ‘Rusak’ Citra Golkar?
25 Persen Truk Sampah DLH Tangsel Rombeng, Ko Masih Operasi, Otaknya Jangan Proyek Doang?

Kelompok Asmoro biasa beraksi di jam-jam macet, sore sampe 10 malam. Kini bajilo kembali heboh karena aksinya di Jalan Cakung Cilincing dan Jalan Cakung Raya Bekasi.

Aksi penjarahan muatan truk yang dilakukan bajilo viral setelah seorang pemgemudi truk lainnya merekam video dan membagikannya ke melalui pesan WhatsApp.

"Bajing loncat, orang bajing loncat melakukan penjarahan," kata sopir truk dalam video yang viral di pesan WhatApp dan media sosial. 

Dari rekaman video tersebut seidaknya ada empat pelaku. Dua orang bertugas mengambil muatan sementara dua orang lainnya bertugas menerima muatan di bawah truk.

Seorang mantan bajilo yang sudah tobat mengaku, sasaran aksi biasanya pada truk sembako. "Lebih mudah ketika jalanan macet. Kita harus berani loncat saat beraksi, biasanya untuk latihan yang nebeng truk kontainer lalu uji nyali loncat," tegas pria inisial AL ini saat ditemui di kawasan Jakarta Utara, Selasa (24/11). 

AL kini sudah tidak lagi menjadi bajilo. Dia sudah hidup bahagia bersama istri dan dua anaknya. "Sudah tobat saya sejak tahun 1999. Sekarang dagang aja dah," ungkap pria asal Lampung ini. 

AL menyatakan, biasanya kelompok bajilo membagi peran. Ada yang beraksi, memantau situasi dan mengikuti dari belakang.

"Pencoleng senior biasanya merekrit bocah atau ABG. Ya, pastinya kelompok bajilo ada apesnya, sepandai-pandainya tupai ya pasti jatuh juga. Ini saya aja jatuh saat beraksi dan sampai saat ini kaki kiri masih sakit," ungkapnya.