Jumat,  22 November 2024

237 Dokter Wafat, Selamat Jalan Pejuang Corona 

NS/RN
237 Dokter Wafat, Selamat Jalan Pejuang Corona 
Ilustrasi

RADAR NONSTOP - Ketersedian tempat tidur di rumah sakit (RS) sudah hampir penuh. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa kondisi keterisian tempat tidur di RS mengalami peningkatan. 

Bahkan dia menyebut sudah mengkhawatirkan.

“Perlu dipahami bahwa masih tersisa hanya sedikit tempat tidur untuk pasien covid-19 ini belum tentu bisa digunakan karena terbatasnya tenaga kesehatan. Apalagi sampai saat ini telah ada sebanyak 237 dokter yang meninggal. Dimana trend jumlahnya terus meningkat semenjak bulan Oktober. Apalagi terutama di bulan Desember,” ujarnya saat konferensi pers, Selasa (5/1/2021).

BERITA TERKAIT :
Kurang 160 Ribu Dokter Spesialis, Prabowo Minta India Bantu Indonesia
Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor

“Saya akan menyampaikan kondisi keterisian tempat tidur di ruang ICU dan ruang isolasi rumah sakit di Indonesia. Jika dilihat pada tren perkembangannya, keterisian ruang ICU dan isolasi secara nasional ini semakin meningkat dan mengkhawatirkan,” katanya.

Bahkan dia menyebut di beberapa daerah keterisiannya sudah mencapai 70%.

“Di beberapa daerah keterisian tempat tidur untuk ICU dan isolasi per 2 Januari sudah melebihi 70%. Ini diantaranya terjadi di DKI Jakarta, Banten Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Sulawesi Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah,” paparnya.

Dia mengatakan hal ini menjadi alarm bahwa saat ini kondisi penanganan covid dalam keadaan darurat. Dimana ditandai dengan menipisnya ketersediaan tempat tidur.

Wiku mengatakan jika masyarakat terus abai dan kasus baru terus meningkat maka fasilitas kesehatan tidak akan cukup menanganinya. Dia kembali menegaskan agar protokol kesehatan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan dan menghindari kerumunan terus dijalankan untuk mencegah penularan.

“Jika masyarakat terus abai dan meninggalkan kasus baru tidak akan cukup fasilitas kesehatan kita untuk bisa menanganinya. Satu-satunya cara adalah dengan mencegah penularan,” pungkasnya.