RADAR NONSTOP - Wajar jika ledakan kasus Corona di Jakarta terus naik. Selain menjadi tempat aktifitas warga luar, Jakarta juga selalu menjadi pilihan pasien Corona.
Alhasil, bukan hanya kasus positif yang naik tapi ketersedian ruang ICU dan isolasi di rumah sakit ibu kota juga jadi terbatas.
Data dari Pemprov DKI Jakarta ada sekitar 26 persen warga Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) yang berobat ke Jakarta saat dinyatakan positif Corona.
BERITA TERKAIT :Di Hadapan Kepala Daerah, Anies: Banyak Masalah Seperti Subsidi BBM Murah
Usulan Pansus Cuma Akal-Akalan, Ada Agenda Busukin Anies Lewat JIS
Selama bulan Desember Laboratorium di Jakarta menemukan 63.742 kasus positif. Dan dari 63 ribu itu, 26 persen adalah warga Bodetabek. Lalu 74 persen adalah warga Jakarta.
Begitu juga dengan fasilitas kesehatan. Dari pasien yang dirawat tidak semua warga DKI Jakarta. Hanya sekitar 72-76% yang merupakan warga DKI Jakarta. Sedangkan 17-18 persen warga Bodetabek.
Dan ada 7-10 persen warga luar Jabodetabek. Jadi dari luar Jabodetabek pun datang ke Jakarta untuk perawatan. "Saya isolasi ke RSUD karena di Jakarta lebih nyaman dan penanganan cepat," tegas IL, warga Kota Bogor yang dinyatakan positif Corona saat ditemui wartawan, Minggu (10/1).
Menurutnya, di Jakarta fasilitas lebih lengkap. "Dan persentasi kesembuhan di Jakarta mencapai 98 persen lebih," ucap bapak dua anak ini.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan tidak membantah banyak warga luar ke Jakarta. “Jakarta dengan daerah-daerah sekitarnya itu saling mempengaruhi, tidak jalan sendiri-sendiri,” katanya saat konferensi pers, Sabtu (9/1/2021).
Dia menyebutkan, salah satunya data positif dari laboratorium yang ada di DKI Jakarta. Dia mengatakan bahwa 2% kasus positif temuan laboratorium di Jakarta merupakan warga Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi).
“Selama bulan Desember Laboratorium di Jakarta menemukan 63.742 kasus positif. Dan dari 63 ribu itu, 26 persen adalah warga Bodetabek. Lalu 74 persen adalah warga Jakarta,” ujarnya.
Anies menilai, hal ini menunjukkan bahwa untuk bisa mengendalikan penularan covid ini harus ada aktivitas pengendalian bersama.
“Jakarta punya keterkaitan dengan wilayah di sekitarnya. Dan saya yakin di kawasan tetangga kita pun ada sebagian yang dirawat pun adalah warga Jakarta,” ujarnya.
Dia pun mendukung sepenuhnya keputusan pemerintah pusat untuk melakukan pengetatan dalam rangka melakukan pengendalian secara integral khususnya wilayah Jabodetabek.
“Karena kita bisa melakukan pengawasan pembatasan secara simetris bersama-sama. Jadi kalau kita hanya membatasi wilayah tertentu saja sebagian lain tetap berkegiatan maka ikhtiar memutus mata rantai itu tidak akan optimal,” pungkasnya.