RN - Kongres Luar Biasa (KLB) sudah memutuskan nama Moeldoko menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Dalam KLB, Moeldoko menggantikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Tapi kisruh internal PD, diungkap para pengurus DPD dan DPC di Jawa Tengah. Sejumlah ketua DPC bahkan membeberkan upaya pemberian uang agar mereka ikut hadir ke KLB.
Di lokasi Rakorda Partai Demokrat Jateng di Hotel Grand Candi, Semarang, sejumlah ketua DPC menceritakan pengalaman diajak ikut KLB. Pertama yaitu Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Pekalongan, Mashadi.
BERITA TERKAIT :Nggak Mau Kalah Dari Gen Z, Emak-emak Kader dan PKK Penjaringan Ikut Pelatihan Komputer
Dapat Jatah Menko, AHY Sumringah Tapi Merendah
"Saya diajak ketemu oleh seseorang mantan ketua DPC, mbak Ayu di kafe di Pekalongan. Ada rekaman 35 menit (suaranya) kurang jelas. Saya ditawari bergabung ikut KLB dengn iming-iming uang DP Rp 30 juta langsung. Kalau mau langsung tanda tangan, uang diserahkan. Beberapa kali dibujuk rayu, saya bersikukuh satu tujuan mendukung AHY," kata Mashadi di Hotel Grand Candi, Jumat (5/3/2021).
Saat itu, ia kemudian pamit pulang dan terkejut karena ada mantan Ketua DPC Demokrat Kabupaten Blora yang juga menawarkan hal serupa. Bahkan sempat disebut ada rencana pada 2024, Demokrat akan mendukung putra presiden dalam pemilihan. Namun Mashadi tidak bisa memastikan kebenaran pernyataan itu.
Diketahui, putra Presiden Jokowi yang saat ini aktif dalam politik adalah Gibran. Saat ini Gibran menjabat sebagai Wali Kota Solo.
"Saya mau pulang datang mantan Ketua DPC Blora, pak Bambang. Pak Bambang to the poin, bergabung saja. Yang katanya bahwa Demokrat ini tahun 2024 mau untuk mencalonkan, ini katanya, mencalonkan putranya bapak Presiden. Itu katanya, saya tidak tahu. Saya pamit pulang," jelasnya.
Kemudian Ketua DPC Demokrat Kabupaten Pemalang, Andika Permadi, juga mengatakan pengalaman serupa. Ia dijanjikan uang Rp 100 juta dengan uang muka Rp 30 juta jika bersedia ikut KLB.
"Diajak, bertemu pak Bambang, ketua DPC saat itu masih aktif. Beliau menceritakan awalnya kalau Partai Demokrat dipegang Mas AHY akan semakin tenggelam," kata Andika.
Ketua DPC Demokrat Kota Semarang, Wahyu Winarto atau Liluk, mengatakan ada kadernya yang juga dirayu ikut KLB namun menolak. Kemudian ada Ketua DPC Demokrat Klaten, One Krisnata, yang mengaku ditawari ikut KLB bahkan oleh kader partai lain.
"Yang menarik dua atau tiga hari lalu ada yang menawarkan saya pribadi tapi bukan kader Demokrat, saya tidak perlu sebut nama, kader partai lain. Meminta saya ikut KLB dan mengimingi. Enggak usah lah. Kita solid apapun kita bersama Pak AHY," tegas One.
Sementara itu Ketua DPD Demokrat Jawa Tengah, Rinto Subekti, saat ditanya soal benar tidaknya adanya uang tawaran tersebut, ia menyatakan hal itu terbukti dengan dipecatnya dua ketua DPC di Jateng.
"Ya (ada) kan ada yang di-plt-kan (diganti)," kata Rinto.
Ditawari Duit KLB
Ketua DPC Partai Demokrat (PD) Solo Supriyanto mengaku pernah mendapatkan tawaran Rp 125 juta untuk ikut menghadiri Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).
Tawaran itu, kata Supriyanto, disampaikan oleh Ketua DPC PD Blora Bambang Susilo.
"Iya pernah ditawarkan uang Rp 125 juta untuk ikut KLB oleh Ketua DPC PD Blora, tapi saya tolak," kata Supriyanto kepada detikcom, Jumat (5/3/2021).
Uang tersebut, kata Supriyanto, dijanjikan akan diberikan dalam dua tahap. Untuk tahap pertama sebesar Rp 25 juta.
"Sisanya Rp 100 juta akan diberikan setelah KLB, tetapi saya menolak, saya bilang jangan lah yang makan terhadap partainya sendiri," ungkapnya.
Namun dia mengaku terus dibujuk agar mau menerima uang tersebut dan menghadiri KLB. Supriyanto lalu menegaskan akan tetap berpegang teguh dan solid untuk mendukung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Ada yang menggiring agar mau menerima, tetapi kami tegas menolak dan tetap solid pada AHY," tuturnya.
Supriyanto mengatakan Ketua DPC Blora dan Tegal sudah dipecat karena telah menyeberang dan ikut KLB. Selain itu, Supriyanto juga tegas dalam menyikapi hasil KLB versi Sumut.
Dia menegaskan DPC Demokrat Solo menolak hasil tersebut dan tidak mengakui adanya PD versi Sibolangit, Sumut.
"Itu kan KLB abal-abal, kami kan pemegang suara yang sah. Sehingga tidak ada KLB, tidak ada dasarnya. Kami menolak keras dari awal," ucapnya.
Saat ini pihaknya tengah menghadiri Rakorda di Jateng bersama DPC se-Jawa Tengah (Jateng) di Semarang.
"Ini kami sedang Rakorda di Semarang untuk pernyataan sikap bahwa Demokrat se-Jateng solid mendukung AHY dan menolak keras hasil KLB," terang dia.