Dilarang Pergi di Jakarta, Aktor Korea Ini Dituduh Terlibat Laporan Fiktif Keuntungan

RADAR NONSTOP - Lee Jong Suk tidak bisa pulang ke negeri asalnya. Paspor milik aktor sekaligus model asal Korea Selatan ini ditahan di kantor imigrasi Jakarta Selatan.

Lee Jong Suk mengunggah foto sebuah bandara di Jakarta dan menceritakan bagaimana dirinya ditahan di sana setelah bertemu penggemarnya.

“Saya dapat mengakhiri pertemuan dengan penggemar penuh syukur. Namun semua staf saya dan saya telah terjebak di Jakarta. Saya pikir kami sudah ditahan sejak kemarin…” dilansir Soompi, Senin (5/11/2018).

BERITA TERKAIT :
Gebrakan Imigrasi Bekasi Dipuji Warga, Gelar Layanan Paspor Simpatik

---

Mulai Besok, 3 Negara Eropa Tolak Paspor WNI Tanpa Tanda Tangan

---

"Masih dari sumber yang sama,  Lee Jong Suk menyebutkan,“Promotor [for the fan meeting] di Jakarta, yes24, telah melaporkan keuntungan lebih rendah dari pertemuan tersebut dibandingkan dari apa yang mereka laporkan kepada otoritas pajak setempat. Walaupun staf saya dan saya tidak terlibat dalam hal ini, mereka mengambil paspor kami dan belum mengembalikannya. Saya harap ya 24 itu, dan agensi mereka, The Cre8tive Lab dan Yumetomo dapat menyelesaikan masalah dengan cepat.”

Humas dan Umum Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Teodorus Simarmata membenarkan bahwa adanya penahanan paspor tersebut.

Kata dia, rutinitas tugas imigrasi adalah melakukan pengawasan terhadap orang asing di Indonesia terkait keberadaan dan aktivitasnya.

Ia mengatakan bahwa pihaknya melaksanakan tugas sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur).

“Kami meminta keterangan dan dokumen. Jadi, informasi dari Kantor Imigrasi Jakarta Selatan bersangkutan di-interview di Jakarta Selatan,” ujar Teodorus.

Namun, sambungnya, yang bersangkutan belum memberikan verifikasi.

Ia menambahkan,“Kalau tidak ada pemasalahan clear, kalau ada masalah akan diproses. Kami akan menunggu Selasa atau Rabu. Kapan saja silakan datang, kami terbuka 24 jam.”

Menurut sumber dari agensi Lee Jong Suk, A-Man Project, mereka seharusnya meninggalkan Jakarta pada 4 November.