RADAR NONSTOP - Realitas media sosial saat ini menjadi tempat adu domba dan saling fitnah. Narasi kebencian dan hoaks bertebaran di medsos.
Demikian dikatakan Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Ahmad Basarah di Malang, Selasa (6/11/2018).
"Nyatanya adu domba masyarakat menggunakan media sosial. Kampanye memfitnah, hoaks marak saling menjelekkan itu sudah menjadi masalah nasional bangsa kita ini. Itu fakta yang saya kira tidak bisa kita pungkiri," katanya.
BERITA TERKAIT :RK Tuding Warga Jakarta Lebih Ekspresif Ketimbang Jabar
Wakil Ketua DPRD Kab Bekasi Dibui, Kader PDIP: Kita Pesta Bung Leman Diborgol
Basarah pun mengajak masyarakat untuk kembali kepada jatidiri bangsa dengan berpegang teguh pada Pancasila. Ia mengakui memang hal ini tak mudah. Sebab, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sendiri baru dibentuk.
"Cuma masalahnya bagaimana membuat pancasila menjadi ideologi agar lebih hidup. Lha BPIP baru dibentuk presiden beberapa waktu yang lalu," tutur Basarah.
Kemudian, Basarah mengatakan usai mata pelajaran Pancasila dicabut. Hal ini menjadi ironis karena mata pelajaran Pancasila seperti mekanisme pasar bebas. Merujuk ada sekolah yang mengajarkan ada juga yang tidak mengajarkan.
"Nah, ini yang perlu menjadi perhatian kita bersama bukan hanya pemerintah. Tapi seluruh stakeholder termasuk perguruan tinggi untuk sama-sama mencari solusi bagaimana daya tahan nasional bangsa Indonesia di bidang ideologi kita perkuat," tutur Basarah.
Lalu, ia mengingatkan maraknya penggunaan medsos yang sudah kelewat batas. Basarah menyebut masyarakat harus kembali dengan daya tahan Indonesia dengan berpedoman kepada Pancasila.
"Kita perkokoh dari ancaman ideologi transnasional yang datang dari barat dengan membawa seperangkat nilai individualisme dan nilai liberalismenya. Maupun yang datang dari timur yang membawa nilai fundamentalisme dan radikalisme agama," pungkasnya.