Rabu,  24 April 2024

Dihujat Dan Diprotes Banyak Negara, Junta Militer Myanmar Tak Gentar

NS/RN/NET
Dihujat Dan Diprotes Banyak Negara, Junta Militer Myanmar Tak Gentar
Junta militer Myanmar.

RN - Junta militer Myanmar nampaknya tak gentar. Kelompok yang dituduh telah melakukan kudeta ini terus melakukan aksinya.  

Kali ini junta militer membangun aliansi untuk mencari dukungan. Baru-baru ini, sejumlah pejabat senior militer Myanmar baru-baru ini melakukan pertemuan dengan dua kelompok etnis bersenjata, yakni Wa dan Shan, yang dianggap terkuat di Myanmar.

Seperti dilansir media lokal Myanmar, The Irrawady, Minggu (11/4/2021) sejumlah anggota Komite Perdamaian Militer pergi ke daerah Matmanseng dan Wan Hai, di Negara Bagian Shan utara pada 7 dan 8 April lalu. Kunjungan itu dipimpin oleh Letnan Jenderal Yar Pyae dan Letnan Jenderal Aung Zaw Aye, komandan Biro Operasi Khusus.

BERITA TERKAIT :
Dudung Tokoh Teladan Militer Indonesia, Bisa Jadi Inspirasi Generasi Mendatang
Bidadari Bulutangkis Myanmar Pose Manja Usai SEA Games

Selain bertujuan untuk mengadakan diskusi perdamaian, disebutkan kunjungan juga untuk mendorong para pejabat dari kelompok bersenjata untuk menjaga hubungan dengan militer dan menjelaskan kepada mereka alasan di balik kudeta 1 Februari tersebut.

Dari 18 kelompok etnis bersenjata di Myanmar, UWSA adalah kelompok yang paling kuat. Mereka menandatangani gencatan senjata dengan pemerintah Myanmar pada tahun 1989. UWSA menjadi salah satu kelompok etnis bersenjata yang tidak bereaksi terkait kudeta 1 Februari lalu.

Sebelumnya, 10 dari 18 etnis bersenjata menandatangani Perjanjian Gencatan Senjata Nasional dengan pemerintah dan telah mengecam kudeta militer dan pembunuhan pengunjuk rasa sipil.

Kunjungan junta Myanmar dilakukan usai kelompok etnis bersenjata kuat lainnya seperti Tentara Kemerdekaan Kachin dan Persatuan Nasional Karen baru-baru ini melancarkan serangan terhadap pasukan militer untuk menunjukkan penentangan mereka terhadap pembunuhan para pengunjuk rasa.

Dalam pertemuan tersebut, seorang juru bicara UWSA, U Nyi Rang, menyebut tidak tidak dapat memberikan rincian detil pertemuan dengan pihak junta karena tak hadir.

"Setahu saya, mereka menjelaskan mengapa kudeta terjadi," katanya.