Sabtu,  23 November 2024

Mantan Kader PDIP: Megawati Soekarno Putri Harus Memberi Contoh Untuk Sebuah Kemajuan Demokrasi

YD/DIS/RN
Mantan Kader PDIP: Megawati Soekarno Putri Harus Memberi Contoh Untuk Sebuah Kemajuan Demokrasi

RN - Mantan Kader dan Pengurus PDI Perjuangan, Sahat P Rikky Tambunan mengatakan, Megawati Soekarno Putri harus memberi contoh untuk sebuah kemajuan demokrasi.

"Jokowi Presiden 2 periode, lalu mempersiapkan Puan Maharani sebagai Presiden? Jangan menjadi Tirani dan Dinasti. Bung Karno sebagai proklamator tidak pernah mengajarkan ini ke alam demokrasi kita. Soal Tirani dan dinasti? Padahal kalau Bung Karno mau, bisa, kenapa tidak? Soekarno lebih mencurahkan perhatiannya untuk rakyat, bangsa dan negara," ungkap Rikky Tambunan kepada radarnonstop.co, Jum'at (16/4/2021).

Nah bicara Megawati, sambung Rikky Tambunan sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan seharusnya bisa menjadi sebuah contoh. Selain yang bersangkutan sebagai sosok Negarawan dan mantan Presiden RI, termasuk sebagai puteri Bung Karno, sang proklamator.

BERITA TERKAIT :
Megawati Muncul Usai Jokowi Turun Di Jateng & Jakarta, Tuding Aparat Gak Netral
Wakil Ketua DPRD Kab Bekasi Dibui, Kader PDIP: Kita Pesta Bung Leman Diborgol

"Banyak PDIP di daerah bermasalah, ini fakta, dimana berbeda sedikit, tidak seiring, tidak seide langsung, Dewan Pimpinan Pusat main pecat. Dan saya termasuk yang dipecat bersama Dedi Wahyudi, orang yang ikut berjuang di tahun 1996, dan disebut dengan peristiwa Kudatuli. Dedi juga ikut yang dipecat, tanpa tahu apa kesalahannya yang dilakukannya. Dedy adalah figur yang ikut di Tahan di Polda Metro Jaya waktu peristiwa 27 Juli," ungkap Rikky.

Banyak kader hari ini, lanjut Rikcy, tanpa ada tanyajawab dan tahu apa kesalahnya begitu gampangnya DPP memecat.

"Minimal 7 Tahun terakhir ini, setelah Hasto Kristianto sebagai Sekretaris Jenderal. Ada Risnawati Simarmata dari Sumatera Utara contohnya, dan kini menggugat Megawati sebagai Ketua Umum dan Hasto Kristianto sebagai Sekjen PDI Perjuangan. Banyak contoh-contoh lainnya senasib dengan saya, Dedi dan Risma. Bahkan banyak, segudang di Nusantara mengalami nasib yang sama. Terutama sejak Hasto disana," cetusnya.

Saya, kata Rikky Tambunan, sejak Tahun 1993 adalah Kader yang sudah Pengurus Ranting di Jakarta Barat, jauh sebelum Hasto Kristianto, Sukur Nababan dan Prananda Prabowo ada di Partai ini. Saat itu Ketua Cabangnya PDI adalah Drs. Suparlan, Sekretaris Drs. Maringan Pangaribuan.

"Kemudian Tahun 1998, di PDI Perjuangan sebagai Pengurus Bakorcam di Kecamatan Bekasi Timur. Tahun 2004 sebagai Calon Anggota Legislatif dari Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, dan Tahun 2005 s/d 2010 sebagai Pengurus DPC Kota Bekasi, Wakil Ketua Bidang Infokom, 2010 s/d 2015 sebagai Depercab DPC, dan 2015 s/d 2020 Wakil Ketua bidang Kehormatan Cabang Kota Bekasi, Jawa Barat," ungkapnya.

Menurut Rikky Tambunan, mengambil contoh seperti Soerjadi, Almarhum Drs. Soerjadi, selaku Ketua Umum PDI adalah pihak yang berjasa dalam mengajak seorang Megawati keranah politik pada tahun 1986 silam. Ini fakta yang tak bisa dihindari?

"Dulu, bagi saya dengan mengajak Megawati ke PDI adalah suatu kesalahan bagi Soerjadi? Ini sebagai sejarah dan hadirnya Megawati dikancah politik. Tanpa Megawati bagi saya nama PDI udah terpatri jadi partai wong cilik. PDI juga sudah menjadi Partai Simbol Marhaen. Jauh sebelum Megawati menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan. Artinya, jaman itu PDI pun Partai yang sudah  jualannya adalah Partai Marhaen dan partai wong cilik. Sehingga pada saat itu Partai ini dalam tekanan yang begitu besar, dari rezim Orde Baru PDI tetap berkibar menjadi partai wong cilik, sebagai Partai Marhaen," paparnya.

Rikky menjelaskan, saat itu saya sebagai wartawan, sangat merasakan sambutan rakyat kecil tersebut. Walau rakyat tahu bahwa Anggota DPR maupun DPRD tingkat 1 dan 2 tidak mampu memperjuangkan aspirasi mereka.

"Namun Rakyat bangga saja, telah melaporkan aspirasinya ke Fraksi PDI. Ini juga fakta!!! Sehingga, sebenarnya akibat dari perjalanan itu semua Megawati sangat pantes menjadi contoh untuk sebuah perjalanan peradaban demokrasi  Sebagaimana seperti Almarhum Soerjadi saat itu. Mungkin tanpa keberanian Alm. Soerjadi merekrut Megawati saat itu, yang bersangkutan mungkin tidak menjadi apa-apa. Benar, tidak? Jadi apa Megawati tanpa ajakan Soerjadi saat itu? Ada pandangan soal dinasti dan tirani di PDI Perjuangan? Saya rasa nggak? Apa dan adakah soal pandangan itu, soal dinasti dan tirani saat ini? Jawabnya jelas ada?," cetus Rikky seraya bertanya.

Semua kekuatan telah diarahkan Megawati melalui yang bersangkutan, kata Ricky, lewat dia, kongres ditarik-tarik sesuai keinginannya? Berturut-turut jadi Ketua Umum dengan menarik 2 Kongres, apa itu bukan tirani? Ini fakta.

"Semua hari ini seraya seperti koor, dan mengelu-elukan Megawati, bak seorang Kharismatik. Seakan-akan tanpa Megawati Partai tidak bisa jalan? Tidak bisa besar? Apakah ini bukan tirani? Apa itu namanya? Sehingga semua menjadi seakan ketakutan? Suasana seakan mencekam? Pernahkah PDIP anjlok ditangan Megawati? Tahun 2004 Kursi PDI pernah anjlok. Artinya pernah. Megawati pernah kalah? Pernah, 2 kali Pemilihan Presiden kalah. Namun, kenyataan-kenyataan ini seakan lebih menonjolkan Megawati, Putri Proklamator. Tidak ada keberanian untuk berbeda dengan Megawati. Ini, juga fakta. Berbeda sedikit ancamannya main pecat," ujar Rikky.

Rikky menambahkan, tidak ada seberani Adian Napitulu, Ahmad Basarah dan Budiman Sujatmiko, ketika itu seperti melawan Soeharto. Adakah orang-orang seperti itu, saat ini, berani melawan di PDI Perjuangan? Gak ada!!! Aneh Kan? Ini apa bukan sebuah tirani? jujur, tidak ada suatu keberanian pun untuk pernah mencoba berbeda dengan Megawati? sejak, sudah lama. Lantas, adakah pernah, atau pernah mencoba untuk figur lain selain Megawati sebagai Ketua Umum?

"Selanjutnya, dengan begitu apa alasan menyebut tanpa Megawati Partai tidak kuat, Partai tidak jalan? Padahal tidak pernah mencoba figur lain. Kalau kita tetap menghubung-hubungkan Partai ini dengan PDI, dilihat dari hari lahirnya 10 Januari 1973, bukankah dari sana Partai ini besar sesungguhnya tanpa trah Bung Karno? Saya sangat tahu dewasa itu, saat itu, saya bertugas menjadi wartawan di DPR MPR RI, Partai PDI sangat menakutkan Rezim Orde Baru. Walaupun saat itu Megawati dan Guruh Soekarnoputra sudah ada di PDI, namun yang bersangkutan saat itu belum sebagai Pimpinan Partai," papar Rikky.

Sejak dahulu, kata Rikky, kita akui Partai ini terus menerus telah menjual Marhaen, wong ilik, dan Bung Karno tetaplah variabel. Saya  mengatakan, memang PDI dah besar jauh sebelum Megawati? Karena itulah maka PDI saat itu harus terus menerus ditekan sana sini oleh Pemerintahan Orde Baru. Termasuk rezim berencana mau menggusur Soerjadi saat itu? Ini karena apa? Karena PDI menjadi ancaman bagi Soeharto.

 

"Walau pada akhirnya rezim kembali tahun, 1996 di Medan memaksa Mas Soer untuk come back, dan akhirnya ribut, dan dikenal dengan peristiwa Kongres Medan? Bukankah saat itu trah Bung Karno tidak ikut memimpin PDI? Saat itu PDI juga sudah disebut Partai Marhaen, Simbol Perlawanan wong cilik. Ada kevakuman kritik di PDI Perjuangan? Adakah yang berani hari ini, di PDI Perjuangan? Itu menjadi sebuah pertanyaan. Kemana Adian Napitupulu, Budiman Sujadmiko dan Ahmad Basarah? Para pejuang reformasi yang terkenal dan berani masa itu, nyaris semua melempem? Takut dapurnya gak mengebul? Takut dipecat? Ada gerakan? Ada, namun nyaris tak terdengar begitu nyaring ke luar. Kenapa? Karena kekuatan DPC, DPD dan DPP, saling mengepal kuat, saling melindungi. Apa ini bukan tirani?," terang Rikky.

Masih kata Rikky, jangan mendekap PDI Perjuangan dengan alasan kharismatik. Banyak anak Bung Karno kok tidak bisa besar seperti Megawati? Megawati Ketua Umum Partai berkali-kali, dan jadi Presiden itu semata-mata karena siapa? Karena trah Bung Karno kah?

"Almarhum Taufik Kiemas mempunyai andil sangat besar, menjadikan seorang Ibu rumah tangga, anak Proklamator, Megawati bagai bak Singa Reformasi? Itu andil Bang Taufik, suami Megawati. Ada yang berani membantah itu? Beranikah bantahan itu keluar dari mulut Adian Napitupulu, Budiman Sujatmiko atau Ahmad Basarah? Taufik Kieamas lah yang mengajak saya masuk membantu Megawati di KLB 1993? Lewat Almarhum Mangara Siahaan. Taufik Kiemas adalah figur pendobrak, dan dapat mempersatukan perlawanan. Almarhum Bang Taufik, juga yang membuat saya kenal Megawati, saya bukan ansih Megawati anak Bung Karno? Trah Bung Karno? Beliau punya andil dalam leader Demokrasi, saat itu mengajak bersatu melawan Pak Harto. Saya tak bisa menduga tanpa Almarhum Taufik Kieamas jadi apa Megawati?," ucap Rikky.

Rikky pun berharap, oleh karena itu Megawati harus bisa menjadi contoh dalam sebuah peradaban Demokrasi. Jadilah Negarawan yang baik, Ibu Megawati.

"Kenapa harus Megawati, tidak Guruh Soekarno Putra yang jadi Ketua Umum? Guruh malah lebih lama di PDI, bukankah sama-sama anak trah Bung Karno? Kenapa tidak Sukmawati atau Rahmawati? Sebab, saya pikir Bung Karno tidak pernah menitipkan trahnya dalam memimpin Negara ini, tidak juga untuk seorang Megawati. Hari ini, harus diakui banyak masalah terjadi di Partai, baik dari Pemecatan maupun Korupsi. Minimal dalam kurun 7 tahun belakangan ini," paparnya.

Saya dipecat, lanjut Rikky, pada tahun 2018 tanpa pernah diadili. Apa ini wujud Partai Kader dan Pancasila? Ini bentuk semena-mena bukan?

"Saya sarankan, sebagai mantan kader yang ikut berjuang bersama Almarhum Taufik Kiemas, minimal dari tahun 1993, kenapa Partai tidak diserahkan kepada Puan Maharani, anak Taufik Kiemas. Kenapa Puan Maharani? Selain anak Taufik Kiemas, Puan punya prestasi dan rekam jejak, pernah Ketua DPP, pernah Ketua Fraksi, pernah Menteri, sekarang Ketua DPR RI, juga pernah suara terbesar dalam pemilihan Legislatif. Menjadikan Puan Maharani sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan 2024 adalah sebuah momen yang tepat. Selanjutnya Tahun 2024, kembali menjadikan Ir. Joko Widodo untuk Presiden ke tiga kalinya. Dan, mengandemen Peraturan yang ada? Kenapa tidak. Semua demi Bangsa dan Negara. Menjadikan Puan untuk menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan adalah sekaligus memantapkan Puan Maharani menjadi Presiden 2029. Jokowi akan memuluskan Puan ke depan. Jokowi pasti bisa," ungkapnya.

Tidak bisa dipungkiri, kata Ricky, bahwa figur dan sosok Jokowi mempunyai andil dalam membesarkan PDI Perjuangan. Tahun 2024 magnet Jokowi kembali akan menjadikan PDI Perjuangan masih bersinar dan akan mengantar Puan jadi Presiden 2029. Minimal, kita harus akui bahwa dalam 2 kali kurun Pemilu belakangan ini Jokowi membawa andil ke alam kemenangan. Ini tak bisa di elakkan, adalah andilnya Jokowi. Ada yang membantah? Masa karena Hasto Kristianto, hehehe.

"Jokowi 2024 sampai 2029 akan memberikan pelajaran dan petuah-petuah untuk Puan. Kenapa Puan Maharani? Karena selain bapaknya Taufik Kiemas? Puan telah menunjukkan dirinya mampu dengan suara terbanyak di dapilnya, termasuk terpilih menjadi Ketua DPR RI, Ketua Fraksi dan pernah Ketua Dewan Pimpinan Pusat, selain termasuk karena ybs juga anak Almarhum Taufik Kiemas, sang Pejuang Partai. Ini saya sebut sengaja berkali-kali, sebab, Puan mempunyai rekam jejak. Kader belakangan ini janganlah seperti Kader yang dicucuk hidungnya. Saya juga heran jika Kader sekaliber Rudi, mantan Walikota Solo berteriak soal figur lain? Lucu, aneh. Kapan Prananda dikenal? Kemana Prananda pada jaman-jaman sulit? Puan, saat itu terlihat mendampingi Almarhum Bapaknya, Taufik Kieamas dan ibunya Megawati. Ini fakta, ini bukan Tirani kawan Rudi FX. Ini tidak bisa disebut Dinasti, kawan Rudi FX," cetus Rikky.

Janganlah jadi kader, sambung Rikcy, yang dicucukhidungnya. Jadilah kader yang tak lupa, jas merah, Rudi? Terutama untuk jajaran Pengurus DPC, DPD dan DPP termaksud tentunya Anggota DPRD TK 2, DPRD TK 1 dan DPR RI. Janganlah jadi Kader Yes Man. Ini juga fakta, hari sampai ini.

"Sehingga dengan begitu, kita harapkan, sebaiknya Ibu Megawati harus tampil sebagai seorang Pendekar Demokrasi sejati, seperti Alm. Soerjadi. Menularkan peradaban demokrasi, seperti Soerjadi dan Bung Karno. Tidak sekedar penular dinasti dan tirani. Megawati bisa, kalau Beliau Mau," kata Rikky.

Dengan menjadikan, lanjut Rikky, Puan Maharani sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan ke depan karena yang bersangkutan mampu. Puan juga adalah trah Bung Karno.

"Saya, Sahat P Rikky Tambunan, Kader PDI Perjuangan yang dipecat semena-mena Tahun 2018 tanpa pernah diperiksa dan sungguh tidak berharap apa-apa dari PDI Perjuangan selain mengharapkan tegaknya demokrasi dan Jas Merah, jangan lupa sejarah. MERDEKA!!!," pungkasnya.