Sabtu,  23 November 2024

Rekan Indonesia Minta Dinkes DKI Serius Antisipasi Lonjakan Kasus Pasca Lebaran

SN/RN
Rekan Indonesia Minta Dinkes DKI Serius Antisipasi Lonjakan Kasus Pasca Lebaran

RN - Ketua Nasional Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia, Agung Nugroho meminta Dinas Kesehatan DKI Jakarta serius mempersiapkan kemungkinan adanya ledakan angka positif Covid-19 pasca libur Lebaran 1442 H.

Menurut Agung, hal itu disampaikan karena Dinas Kesehatan DKI Jakarta selama ini dianggap terbukti lemah dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat, mulai dari soal pencegahan Covid-19 sampai soal pentingnya vaksinasi Covid-19. 

“Dalam hal preventif dan promotif kesehatan itu harusnya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan DKI Jakarta sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia,” ujarnya di Jakarta, Senin (17/5/2021).

BERITA TERKAIT :
Orang Kaya Berobat Ke Luar Negeri, Rp 90 Triliun Lenyap
Raja Dangdut Ajak Anggota FORSA Sukseskan Bulan Dana PMI 2024

Agung menyontohkan, seperti halnya dalam menghadapi arus balik saat ini, pihaknya melihat ketersediaan alat tes antigen di puskesmas sekarang terbatas. Dari kebutuhan 400.000 alat tes Antigen untuk antisipasi arus balik pemudik, hanya ada 100.000 alat yang tersedia.

"Arus balik ini berpotensi membawa dampak ledakan angka positif di DKI Jakarta jika tidak benar-benar terpantau dengan baik. Jangan sampai jika terjadi ledakan angka Covid-19, lantas Dinkes sibuk untuk menutup-nutupi kasusnya,” tegasnya.

Lebih lanjut Agung mengungkapkan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga lemah dalam memerankan fungsi pembinaan dan pengawasan terhadap rumah sakit sesuai amanat UU Rumah Sakit. Lemahnya sistem rujukan di DKI membuat keluarga pasien diminta oleh RS mencari rujukan sendiri.

Agung menegaskan, meskipun Dinkes DKI mengklaim memiliki sistem online dalam memantau ketersediaan kamar kosong, namun menurutnya, perlu pengawasan juga di lapangan untuk memastikan kamar tersebut benar-benar tersedia bagi masyarakat.

“Ini satu hal yang tidak berkeadilan dalam pelayanan publik. Padahal selama ini Dinkes DKI mengklaim memiliki sistem online yang bisa dilihat kebutuhan kamar kosong atau penuh di rumah sakit,” ucapnya.

“Tapi Dinkes DKI lupa, jika sistem online tersebut juga perlu pengawas di lapangan yang benar-benar dapat memastikan warga dapat dirujuk sesuai kebutuhan fasilitas kesehatan yang dibutuhkannya, sehingga keluarga pasien tidak keliling DKI hanya untuk mencari kamar kosong, dan selalu dijawab penuh oleh RS,” tambahnya.

Untuk diketahui, Rekan Indonesia juga merinci untuk pemudik yang berangkat sebelum kebijakan larangan mudik berlaku mencapai 457.849 orang, sedangkan 657.873 orang mudik ketika larangan itu berlaku sejak 6-17 Mei 2021.

Bahkan, Rekan Indonesia memperkirakan sebanyak 1,6 juta orang akan membanjiri Ibu Kota saat arus balik lebaran 2021.

#corona   #melonjak   #kasus   #DKI   #dinkes   #