Sabtu,  27 April 2024

Bulan Bung Karno, Megawati Cerita Tidur Di Ranjang Yang Banyak Kutu 

NS/RN
Bulan Bung Karno, Megawati Cerita Tidur Di Ranjang Yang Banyak Kutu 

RN - 1 Juni adalah hari Pancasila. Bagi PDIP, 1 Juni bisa diartikan dengan bulannya Bung Karno. 

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengajak seluruh kader partainya untuk memberi perhatian khusus pada desa. Secara khusus, kader diharap memberi perhatian pada masalah stunting.

Hal itu disampaikan Megawati saat acara peresmian 25 kantor baru PDIP yang dilaksanakan secara virtual, Ahad (30/5).

BERITA TERKAIT :
Jangan Jago Gombal Jadi Syarat Mutlak PDIP Untuk Calon Kepala Daerah, Kapok Dengan Jokowi & Gibran? 
PDIP Godok Calon Gubernur Jakarta, Dari Ahok, Om P, Andika Hingga Basuki Lagi Diolah

"Tema Bulan Bung Karno yang saya tetapkan adalah 'Bhinneka Tunggal Ika. gotong royong untuk rakyat, desa maju, Indonesia kuat dan berdaulat. Tolong dijalankan dengan sebaik-baiknya," kata Megawati dalam keterangan persnya.

Megawati ingin para anggota partainya masuk ke desa dan menggerakkan warga. Tentu saja kader harus turun ke bawah, mendekatkan diri, serta menyelami permasalahan yang dihadapi masyarakat.

Untuk memotivasi, Megawati menceritakan kisahnya ketika masih menjadi calon anggota DPR, harus masuk ke wilayah pedesaan di Jawa Tengah. Menginap di sebuah rumah milik lurah setempat, Megawati menceritakan bagaimana dia tidur bersama kutu yang hidup di ranjang dari bambu tempat dirinya tidur.

"Saya saja pernah begitu, kalian harus lebih, lebih, lebih keras lagi berjuang," ujar Megawati.

Satu hal yang dimintakan khusus oleh Megawati untuk diperhatikan adalah isu stunting atau gizi buruk. Bagi Megawati, sangat miris ketika di zaman Indonesia sudah merdeka, masih banyak anak Indonesia yang mengalami stunting.

"Masih banyak anak stunting, apa salahnya kita? Kenapa masih banyak anak anemia karena kurang gizi? Masa ibu-ibu tak tersentuh hatinya?" kata Megawati. 

Megawati memberi contoh, bahwa di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, ada tanah seluas 500 meter persegi yang berisi warga yang tinggal di bedeng. Kebanyakan bekerja dan tidur di gerobak bersama anak-anaknya. 

Presiden RI Kelima itu mengaku juga sudah bicara dengan Presiden Jokowi, mengenai para warga yang kebanyakan berasal dari daerah itu. Baginya, ada sesuatu yang terjadi sehingga masih ada saja urbanisasi. Dimana warga dari desa mencari makan di kota besar, namun berujung di tempat seperti bedeng-bedeng itu. Masalah gizi buruk pun semakin berat.

"Saya bicara ke Pak Jokowi, bagaimana sih sebenarnya, kok cari makan di kota-kota besar? Makanya nanti di bulan Bung Karno, kita bangun mulai dari desa. Siap-siap ya pengurus di daerah," kata Megawati.

Lebih jauh, Megawati mengajak semua pihak membayangkan masa depan para anak-anak demikian. Karena jika gizi saja tak terpenuhi, sangat sulit mengharapkan pendidikannya akan terpenuhi.

"Bayangkan bagaimana akan masa depan anaknya. Gizi saja tak memenuhi syarat, belum pendidikannya. Membangun masyarakat itu kan katanya fisiknya. Yakni sandang, pangan, dan papan. Tapi kalau membangun yang utuh itu, adalah kesehatan dan pendidikan. Itu sebenarnya tugas utama kita," urai Megawati.

"Kalau daerah miskin, apa kita mau diam saja? Pikir kenapa terjadi kemiskinan. RRC mengeluarkan statemen kemiskinan di sana sudah 0 persen. Mereka sampai berani bilang begitu. Sebuah negara yang jumlah penduduknya 1,5 miliar. Kita warganya hanya 270-an juta, masa tak bisa membangun negeri ini? Semangat," tegas Megawati.

Megawati meminta agar kader partainya serius menjalankan penugasan Bulan Bung Karno untuk turun ke desa tersebut. Bahkan dia mengaku akan terus meminta laporan harian dari Sekjen Hasto Kristiyanto mengenai progres kegiatan di seluruh Indonesia.