Rabu,  27 November 2024

Blunder Cawapres

Sandi Langkahi Makam Pendiri NU, Ma'ruf Bicara Orang Buta dan Digugat

NS/RN
Sandi Langkahi Makam Pendiri NU, Ma'ruf Bicara Orang Buta dan Digugat

RADAR NONSTOP - Sandiaga Uno dan KH Ma'ruf Amin sama-sama blunder. Aksi blunder tentunya bisa mengurangi porsi dukungan.

Ma'aruf misalnya bicara soal orang 'buta' dan 'budek' yang tidak bisa melihat prestasi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Karena pernyataan itu, para penyandang disabilitas di Jawa Barat tersinggung dan menuntut Ma'ruf meminta maaf.

Ma'ruf sebetulnya sudah menjelaskan maksud 'buta-budek' yang dilontarkan saat memberikan sambutan deklarasi Barisan Nusantara di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11/2018).

BERITA TERKAIT :
Sandiaga Uno Apes, Dicap Politisi Gak Sabar Dan Tak Loyal?
Tolak Diadu Dengan KIM, Sandiaga Uno Ogah Tekor Duit Di Pilkada Jawa Barat

Ma'ruf menegaskan maksud 'buta-budek' itu merujuk pada pihak yang tak bisa melihat prestasi pemerintahan Jokowi.

"Kalau ada orang yang mengingkari kenyataan, apa yang telah dilakukan oleh Pak Jokowi, kalau (ada) ya. Saya nggak nuduh siapa-siapa, kalau, namanya kalau, ya, apa yang sudah dilakukan, misalnya infrastruktur, jalan-jalan, lapangan terbang, pelabuhan, pendidikan, fasilitas kesehatan. Kalau mengingkari itu semua, itu kan kayak orang buta, nggak melihat, dan kayak orang budek, jadi saya tidak menuduh," kata Ma'ruf Amin kepada wartawan di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (12/11/2018).

Namun penyandang disabilitas yang tergabung dalam Forum Tunanetra Menggugat tetap mempersoalkan pernyataan Ma'ruf. Menurut mereka, pernyataan tersebut telah mencederai perjuangan kaum disabilitas di tengah masyarakat, juga mendiskreditkan kaum difabel.

"Kami menyesalkan dan prihatin atas pernyataan KH Ma'ruf Amin. Ketika kita berjuang melawan stigma di tengah-tengah masyarakat, pernyataan ini mencederai dan menenggelamkan perjuangan kami," terang penggerak Forum Tunanetra Menggugat, Suhendar, di Wytaguna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Senin (12/11).

Suhendar menegaskan sikap pihaknya terhadap pernyataan Ma'ruf tidak ada kaitannya dengan politik. Pihaknya hanya ingin menyuarakan aspirasi para penyandang disabilitas.

"Sikap kita bukan karena berafiliasi dengan salah seorang capres. Perjuangan kita melawan stigma, tapi malah didiskreditkan salah satu cawapres," tegas Suhendar.

Pihak Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf sudah merespons apa yang disuarakan oleh Forum Tunanetra Menggugat. Jubir TKN Jokowi-Maruf Amin, Ace Hasan Syadzily, memastikan pihaknya memuliakan kaum difabel.

"Justru kami sangat memuliakan dan sangat menghargai para kaum difabel, termasuk kelompok Forum Tunanetra. Pemerintahan Jokowi terbukti telah mampu menyelenggarakan Asian Para Games 2018 yang membanggakan itu," ucap Ace saat dimintai tanggapan Senin (12/11).

Blunder juga dilakukan Sandiaga Uno. Mantan Wagub DKI Jakarta ini mengaku salah dan meminta maaf karena melangkahi makam pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Bisri Syansuri. Namun Sandi tak ingin hal itu terus dibahas.

Sandi mengaku rutin melakukan ziarah. Sandiaga meminta maaf atas peristiwa itu karena menghargai kuburan juga hal yang esensial.

"Memang menghargai kubur itu sangat-sangat esensi, oleh karena itu kita berziarah. Tapi karena kesalahan itu, saya mohon maaf, dan tentunya manusia penuh khilaf, penuh salah," kata Sandi di Warkop 45, Jl Arifin Achmad, Pekanbaru, Riau, Senin (12/11/2018).

Namun Sandi mengajak kembali membahas hal lain, salah satunya persoalan ekonomi negara.

Sebelumnya diberitakan, Sandi meminta maaf karena melangkahi makam saat berziarah di Hari Santri Nasional pada Senin (22/10) di Jombang, Jawa Timur. Sandi tak ingin menyalahkan pihak mana pun atas peristiwa itu.