RN - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri memperoleh gelar profesor kehormatan dari Universitas Pertahanan (Unhan) melalui sidang senat terbuka pada Jumat (11/6/2021).
Gelar profesor kehormatan yang diterima Megawati yakni pada bidang Ilmu Pertahanan Bidang Kepemimpinan Strategik.
Dukungan terhadap penganugerahan gelar profesor tersebut karena Megawati menorehkan sederet prestasi saat menjadi presiden, dan sejumlah kalangan penghargaan itu dianggap pantas.
BERITA TERKAIT :Megawati Muncul Usai Jokowi Turun Di Jateng & Jakarta, Tuding Aparat Gak Netral
PDIP Sejuk Untuk Prabowo Tapi Nanduk Ke Jokowi?
Seperti yang diungkapkan Doktor in Energi Terbarukan Arus Laut dari Universitas Oxford, Doktor Ahmad Mukhlis Firdaus menanggapi orasi ilmiah Megawati Soekarno Putri dalam penganugerahan profesor kehormatan dari Universitas Pertahanan (Unhan) melalui sidang senat terbuka pada Jumat (11/6/2021).
Mukhlis memgungkapkan, secara lugas menunjuk tiga perubahan yang mendisrupsi kehidupan manusia akibat adanya teknologi yang muncul pada saat ini.
Perubahan pertama, akibat adanya teknologi data. Teknologi data tidak hanya cara mengolah dan menginterpretasi saja namun juga transportasi, dan juga perangkat lunak dan keras pendukung juga.
Data-data yang baru terungkap karena adanya metode pengumpulan dan pengolahan data baru yang lebih modern.
"Pengambilan data misalnya dengan menggunakan drone dan Low power sensor kemudian data-data yang masih mentah tersebut diolah dan dibentuk sebuah patern atau trend dengan bantuan AI, Big data dan cloud computing hingga terbentuk sebuah data kesimpulan yang dapat di simpan dalam bank data yang nanti nya akan digunakan untuk menginisiasi teknologi terapan," beber Mukhlis, seperti dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/6/2021).
Kemudian, Perubahan kedua, akibat teknologi terapan, salah satunya adalah rekayasa genetik seperti yang di ungkapkan oleh Ibu Megawati, yaitu bisa menyempurnakan sebuah organisme biologis.
Perubahan ketiga juga menurutnya adalah akibat sebuah teknologi terapan, yaitu Virtual Reality (VR). dengan VR, indra manusia bisa dikelabuhi sehingga manusia yang tersebut seakan berada pada ruang dan waktu yang berbeda.
"Semua teknologi tersebut selalu bermata dua, ada keuntungan nya ada juga kerugiannya bila tidak diimbangi dengan landasan etika dan moral serta sebuah regulasi yang baik. Menjadi sebuah tantangan yang cukup kompleks ketika kemajuan teknologi yang cukup cepat namun perlu di cermati secara bijak," tuturnya
Dalam orasi nya, Megawati memperkenalkan ide Strategic Thinking Olson & Simerson. Menurut Dr Ahmad cukup menarik karena Strategic thinking ini melibatkan game theory, psikologi kognitif dan system thingking.
"Kalau dirangkum maka, setiap output dari strategic thinking ini sudah meliputi bagaimana dampaknya terhadap variable lain dan bagaimana reaksinya (game theory dan psikologi kognitif) dan ouput tersebut bisa saja lebih dari satu bedasarkan assement dari setiap kemungkinan yang ada (system thingkin)," ujar Dr. Ahmad
Oleh karena itu, sebagai mudi-muda penerus bangsa, terutama yang bergelut di dunia riset teknologi. Strategic thinking ini adalah baseline karakter yang perlu dimiliki.
"Indonesia memiliki lebih dari 270 juta jiwa penduduk yang sebagian besarnya adalah kaum muda perlu diberikan wadah agar mereka berkarya dan mampu berbagi ide dengan negara dan bangsanya (Ari Manik, Insinyur Senior bidang Radio Frequency, Apple, di Linz, Austria)," tutup Dr Ahmad.