Sabtu,  23 November 2024

Ingin Cepat Sembuh, Tirulah Orang Gila Yang Mampu Melawan Corona  

NS/RN/NET
Ingin Cepat Sembuh, Tirulah Orang Gila Yang Mampu Melawan Corona  
Ilustrasi

RN - Orang gila atau gangguan jiwa ternyata lebih cepat sembuh. Orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ dinilai lebih ceria dan mampu menghilangkan beban.

Seperti di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Sulawesi Selatan. Ada 170 ODGJ di RSKD Dadi, yang merupakan milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. 

Pasien ODGJ itu dinilai bisa sembuh dari COVID-19 karena tidak ada beban psikologis.

BERITA TERKAIT :
Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
Corona Marak Lagi Di Singapura, Bikin Parno Aja Tuh Virus

Direktur RSKD Sulsel dr Arman Bausat mengungkapkan, sebelumnya, total ada 400 pasien ODGJ di RSKD Dadi dan 170 di antaranya terserang COVID-19 sejak Januari 2021. Ratusan pasien ODGJ itu kemudian sudah sembuh dalam sebulan terakhir.

"(Sebanyak) 170 pasien itu hampir 98 persen semuanya sembuh dengan baik, 98 persen juga mereka tanpa gejala," ujar dr Arman kepada wartawan, Rabu (23/6/2021).

Arman mengatakan, berdasarkan hasil pengamatan pihak rumah sakit, kesembuhan pasien ODGJ dari COVID-19 bisa jadi karena faktor tak adanya beban psikologis dari mereka.

"Kesimpulannya mungkin karena dia tidak stres pikirkan penyakitnya. Dia tidak tahu ini COVID berbahaya, tidak sama kita orang sehat yang kena COVID, stres dan depresi," katanya.

Selain itu, kata Arman, pasien ODGJ telah terbiasa diisolasi. Sedangkan orang sehat atau non-ODGJ tidak terbiasa dengan isolasi.

"Kalau mereka sudah terbiasa isolasi di ruang perawatan. Pengamatan sementara, ternyata faktor stres menentukan gejala COVID," papar Arman.

Arman juga mengatakan kondisi pasien ODGJ saat menjalani isolasi COVID tidak disertai komplikasi penyakit berat. Hal ini berbeda dengan pasien biasa.

"Yang jelas dia sembuh tanpa komplikasi berat. (Kalau pasien biasa) kan sampai sesak napas, masuk ICU, sampai diinkubasi dan sampai ada yang meninggal," katanya.

Ini (ODGJ) kan tidak, selama menderita COVID di ruangan terus, cuma isolasi saja, tidak sama dengan pasien biasa kan," imbuhnya.

Sebagai sebuah perbandingan, lanjut Arman, ada 3.000 pasien non-ODGJ yang sempat terkonfirmasi positif COVID-19 di RSKD Dadi Sulsel. Tak jarang di antara ribuan pasien itu mengalami komplikasi penyakit berat hingga ada yang meninggal dunia.

"Karena mungkin faktor stresnya toh. Sudah dia tahu dia positif, depresi, apalagi kalau dia ada batuk-batuk, tambah stres. Ketakutan ki toh. Dari 3.000 pasien yang kita rawat, yang meninggal sekitar 5 persen," pungkas Arman.