RN - Heboh menyeruak. Ada kabar penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021 ini akan disediakan alat kontrasepsi.
Alat yang biasa disebut kondom itu akan dibagikan gratis. Pengadaan alat kontrasepsi atau kondom bagi para atlet yang menginap di sejumlah penginapan selama pelaksanaan PON ini dikabarkan muncul atas permintaan pemerintah Kota Jayapura, Provinsi Jayapura.
Usulan itu bahkan sudah dibahas sejak tahun lalu oleh Dinas Kesehatan Kota Jayapura. Penyediaan kondom gratis ini bertujuan untuk mencegah penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS. Menukil data Kemenkes pada 29 Mei 2020, Provinsi Papua menempati peringkat ketiga dengan total kasus HIV/AIDS 60.606.
BERITA TERKAIT :Jual Rumah Gampang-Gampang Susah, Begini Tips Agar Cepat Laku
Jabar Rawan Stunting, Balita Pendek Masih Marak
Sekretaris Jenderal KONI Pusat, Ade Lukman sebelumnya mengatakan kalau usulan kondom gratis di PON tidak tepat di Indonesia. Karena baik budaya dan kebiasaan tidak patut.
"Kalau di Olimpiade London 2012 memang ada, tapi kalau di Indonesia tidak dibutuhkan seperti itu. Atlet-atlet kita tidak seperti di luar. Apalagi ini tidak disatukan dalam satu atlet village, pisah-pisah. Menurut saya seperti itu," imbuhnya.
Sekretaris Kemenpora Gatot S. Dewa Broto menilai rencana penyediaan kondom gratis di PON Papua, yang terselenggara pada 2-15 Oktober mendatang, bisa menimbulkan polemik.
"Saya belum mendengar itu dan belum pernah ada permintaan tertulis. Cuma permintaan itu terkesan tidak lazim," kata Gatot, Sabtu (26/6/2021).
"Di Olimpiade saja pihak IOC (Intenational Olympic Committee) dan panitia penyelenggara dari sisi etis tidak pernah berani men-declare karena dianggap masalah pribadi. Itu notabene di negara barat. Apalagi di orang timur. Hal tersebut dianggap tidak lazim. Seandainya ada, itu urusan pribadi masing-masing."
"Yang kedua, itu pasti menimbulkan reaksi yang berlebihan nanti. Dianggap pemerintah khususnya, meskipun PB PON ada di sana (Papua), memfasilitasi untuk hal-hal yang kurang santun. Jadi saya tidak setuju. Clear, saya tegas sekali tidak setuju," tuturnya.
Selain masalah kesantunan, Gatot menegaskan bahwa pemberian kondom gratis saat PON Papua kian tidak tepat di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung, dan bahkan tengah mengalami lonjakan selama beberapa waktu terakhir.
"Atlet itu datang (ke PON) untuk berlaga dan pasti setiap pelatih dan pimpinan kontingen akan menegakkan disiplin. Saya kira mereka tidak akan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
"Jadi apapun judulnya jika untuk proteksi kesehatan, pasti semua setuju. Artinya, itu kan (mencegah) COVID-19, salah satu caranya dengan memperkecil interaksi satu sama lain, jaga jarak, mohon maaf (tidak) berhubungan intim bukan dengan muhrimnya. Jadi itu juga harus dihindari."
"Yang jelas kami tidak akan mendukung (kondom gratis) tapi kalau mereka tujuannya untuk menekan penyebaran HIV/AIDS, itu jangan dijadikan bagian dari tematik PON itu sendiri. Kami mendukung cara mereka menekan HIV/AIDS, tapi jangan di-branding-kan di dalam PON itu sendiri."