Patut Ditiru Agar Negara Sejuk, Wapres Ogah Pakai Buzzer
RN - Media sosial memang selalu gaduh. Bahkan, istilah kecebong dan kampret kini berubah menjadi kadal gurun dan bipang.
Kalau saja, dua kubu berdamai dan membudayakan media sosial untuk menjadi sarana membangun bangsa tentunya tidak ada kegaduhan.
BERITA TERKAIT :Dirujak DPR, Menteri HAM Natalius Pigai Siap Dibully Dan Dicaci
Ada Ribuan Kasus Perundungan Di Kampus Kedokteran, Dari 1.000 Sekitar 30 Persen Terbukti Bully
Diketahui, di era digital ini banyak orang mencari makan lewat membully. Lucunya, orang-orang pembully itu menjadi laris karena banyak memakai jasanya.
Nah, ini berbeda dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Menurut Juru Bicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi, memastikan tim Wapres tidak akan membungkam kritik yang ditujukan kepada wapres. Wapres maupun tim wapres tidak mengunakan buzzer atau influencer.
Itu disampaikan Masduki saat menanggapi reaksi Wapres saat dijuluki 'The King of Silent' oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Semarang (Unnes).
"Nggak, wapres tidak menggunakan jaringan buzzer/influencer. Insya Allah tidak," kata Masduki dalam keterangannya kepada media, Rabu (7/7).
Jubir menyebut Wapres Ma'ruf mengetahui dirinya diberi julukan tersebut. Wapres, kata Masduki, sama sekali tidak marah atau bahkan mempersoalkan penyebutan tersebut. Wapres justru menilai hal itu sebagai bagian masukan.
"Biasa-biasa saja, saya bilang minta izin saya mau jawab. (Wapres bilang) kamu jawab oke, nggak dijawab juga nggak apa-apa. Biar inilah, mahasiswa biar pinter-pinter, nggak ada masalah," ujar Masduki.
Menurutnya, Wapres tidak terpengaruh dengan penilaian-penilaian berbagai pihak. Wapres juga bukan tipikal orang pemarah terhadap penilaian orang lain. Alih-alih bereaksi, Wapres memilih untuk terus menjalankan tugas kewapresannya.
"Itulah sebabnya maka, yang selalu dipesankan kepada saya dan lainnya, sudahlah, kita kerja saja. Sebisa mungkin kita lakukan apa. Kalau sudah dilakukan menteri, presiden, ya sudahlah, kita itu membantu presiden," katanya.
Namun demikian, Masduki tetap menilai perlu mengklarifikasi tudingan pihak-pihak yang menilai Wapres tidak bekerja. Sebab, penilaian-penilaian miring terhadap kinerja Wapres ini juga bukan pertama kalinya.
Ia menegaskan selama ini Wapres terus bekerja menjalankan tugas kenegaraan sesuai pembagian tugas antara presiden dan wakil presiden. Karena itu, ia berharap sebelum memberi penilaian sepihak, sebisa mungkin melakukan kajian secara utuh.
Wapres dan Presiden, kata Masduki, bukan pekerja eksekutorial, yang mengeksekusi adalah kementerian dan lembaga. Begitu juga Wapres, bekerja mengoordinasi terhadap pekerjaan-pekerjaan yang sebenarnya dikerjakan oleh Presiden tapi kemudian dilimpahkan kepada Wakil Presiden.
"Itulah pekerjaan Wakil Presiden, karena itu saya ingin tegaskan bahwa apa yang dikemukakan oleh teman-teman mahasiswa, para pengamat yang secara parsial melihat, tak melihat secara utuh melihat duduk persoalan sebenarnya dengan baik," ujarnya.